Tetiba saya lagi pengen lari dari Ibukota. Mungkin karena beberapa weekend terakhir saya santai mulu jadi saya berfikir kayaknya asik nih kalau main main ke tetangga, dan Bogorlah yang terpilih setelah ada teman yang bersedia membawa saya keliling di kota hujan ini.
Selain Kebun Raya Bogor yang menjadi icon yang harus dikunjungi, saya dan teman saya mencoba salah satu wisata alamnya yakni Curug di Gunung Salak. Awalnya teman saya mengusulkan Curug Seribu, yang diklaim lebih indah, lebih sepi tapi sayangnya juga lebih jauh dan lebih susah medannya ditambah bonus lebih mistis pastinya. Berhubung saya penakut dan hari mendung (sempat merasakan tetesan air turun dari langit juga) maka saya memutuskan cukuplah kami ke Curug yang paling dekat saja.
Dari Bogor, kami berkendara motor sepertinya ada 2 jaman lebih deh hingga tiba di gerbang Gunung Salak lalu kami dimintaiin uang retribusi yang nggak jelas harusnya berapa (sekitar 24rb kalau tidak salah inget). Dari pintu gerbang tersebut, Curug Cigamea adalah yang paling pertama kami temui. Ya wes kiri bang!
Parkir motor, lalu kami pun sampai di pintu masuk Curug Cigamea dan pemandangan hijau langsung menyergap pandangan mata saya. Terdapat tangga batu di sepanjang pinggir bukit yang akan menunjukkan kami jalan menuju ke bawah air terjun. Di sepanjang tangga menuju ke bawah, banyak orang orang yang berjualan mulai dari warung kecil, gorengan, terapi fish spa(!), oleh oleh, tongsis, hingga ada ibu ibu yang duduk meminta minta juga. Pas di tengah perjalanan, kami juga bertemu segerombolan monyet liat yang hilir mudik tak takut manusia. Justru saya yang cemas karena saya inget membawa pisang dalam tas. Atau mungkin takut si monyet mau merampas kamera saya. Untungnya tidak ada hal buruk yang terjadi dan saya (bergaya) sok tenang ketika melewatinya.
Jalan turun menuju Curug Cigamea |
Curug Cigamea |
Curug Cigamea |
Air terjun lainnya di Curug Cigamea |
Tempat yang asik justru menjauhi curugnya |
Ya ampun padahal kalau dibilang jaraknya tidak seberapa tapi kami sudah banjir keringat. Untung banget kami tidak memutuskan ke Curug Seribu yang konon perjuangannya harus 3x lipat dari ini. FIuuh! *urut-urut betis*
Info :
Tiket Masuk Curug : Rp.9.000
Asuransi : Rp.1.000
Uang parkir motor : RP.5.000
Tips :
1. Makan kenyang dulu sebelum sampai ke sini karena pilihan makan di warung yang ada palingan hanya ada mi instan, bakso, nasi goreng atau gorengan saja, dan tentunya harganya mahal. Jangan lupa membawa air minum juga!
2. Jam 17.30 sudah harus naik ke atas karena kalau malam apa gak ngeri? Nggak ada lampu loh!
3. Kalau musim kering, debit airnya lebih sedikit jadi mungkin kurang indah di foto. Namun kalau datang waktu musim hujan dan kebetulan hujan, hati hati karena medan hiking lebih licin dan harus hati-hati.
4. Jangan membuang sampah dong, beberapa tempat sudah mulai nampak pemandangan yang gak mengenakkan karena ini.
No doubt this is one of the best blog in my reading list.Keep up the good work
เว็บย่อลิ้ง
เว็บย่อลิ้งค์
ย่อลิ้ง
ย่อurl
ย่อเว็บ