Goreng Sendiri di Kushiya Monogatari

Senin, 26 Oktober 2015 0 komentar

Kushiya Monogatari adalah restoran jepang unik yang spesial tidak memanjakan si pengunjung. Eh gimana maksudnya?
Kushiya Monogatari
Kushiya Monogatari di Central Park
Jadi gini, di Kushiya Monogatari ini spesialisnya adalah All-You-Can-Eat yang goreng gorengan. Sebenarnya ada juga sih sup sup-an macam miso dan curry, lalu makanan biasa seperti nasi, mi goreng jepang, karage (ayam goreng jepang) dan lain lain. Tapi yang bikin serunya adalah gorengannya. Tiap meja masing masing memiliki alat goreng sendiri di tengahnya. Lalu si pramusajinya bakal memberikan dua jenis tepung buat kita. Begini bentuknya :
Kushiya Monogatari
Meja yang sudah lengkap dengan tempat penggorengan dan dua jenis tepung
Biar gak salah gaya pas makannya mari ikuti petunjuk saya :
1. Keliling dulu lihat semua makanan dan minuman. Biar bijak mana yang mau diborong duluan dan atur strategi biar perut terisi secara maksimal. Ujung-ujungnya sih tetep aja pusing sendiri karena semuanya bikin ngences.
Kushiya Monogatari
Aneka pilihan makanan di Kushiya Monogatari
2. Teguhkan hati. Pilih satu dulu buat icip icip doang. Bawa ke meja dan langsung celupkan stik stik tersebut ke dalam alat penggorengan. Disarankan sih sekali goreng cukup 5 tusuk aja biar gak keramean.

Kushiya Monogatari
Goreng Sendiri di Kushiya Monogatari
3. Jangan lupa diperhatikan. Keenakan ngobrol bisa mengakibatkan makanan gosong loh! Rata rata gorengan hanya butuh 2 menit untuk siap disajikan. Yah sisanya pakai feeling aja udah mateng atau belum. Kalau belum, yah celupkan aja ke minyak panas lagi. Nggak susah kan?

Kushiya Monogatari

 
4. Nikmati selagi hangat. Nyam-Nyam. Ohya tempat mengoreng tidak perlu diotak atik atau dihidup matiin. Toh akhirnya bakal nambah lagi.

5. Enak yah? ayo beranjak cari makanan lainnya. Yang saya surprise, ternyata di sini koleksi dessert, buah dan anekan minumannya cukup beragam loh. Sweet!
Dessert di Kushiya Monogatari..mana tahan!
8. Ulangi step dari no 1 kembali hingga perut kenyang.
Dari awal datang jam 19.30 WIB hingga restorannya tutup (22.00 WIB), kerjaan saya cuma bolak balik dari meja ke tempat makan. Tempat ini bikin betah apalagi kalau bareng teman teman sambil ngobrol lalu goreng goreng sendiri.

Kushiya Monogatari ini awalnya buka terlebih dahulu di AEON mall namun mungkin karena kejauhan mereka buka lagi satu cabang lainnya di Central Park. Terbukti baru buka 2 bulan-an, tempat ini sudah rame aja. Biar gak bosan, menu yang ada di-rolling setiap tiga bulan. Jadi pastikan mampir lagi yah setelah itu karena pasti akan ada terus makanan enak dan lucu lainnya.

Pantau terus timeline socmed mereka karena banyak gratisan dan posting seru lainnya di :
Kushiya Monogatari
Central Park LG
FB : Kushiya Monogatari
Twitter & Instagram : KushiyaID
Harga : All you can eat / orang Weekday Rp.128.000++ & Weekend Rp.148.000+

Nasi Penggel Kebumen

Minggu, 25 Oktober 2015 0 komentar

Nasi Penggel merupakan salah satu makanan khas di Kebumen, Jawa Tengah yang disantap sebagai breakfast. Dari seantero Kebumen, konon Nasi Penggel pak Muhtamin ini yang paling maknyos.

Saya pun tak mau ketinggalan datang langsung berkunjung ke warung si bapak. Dari Hotel Meotel, saya kira bakal dibawa ke Alun Alun, rupanya tidak. Kami terus berkendara kurang lebih 15 menit lah baru parkir di pinggir jalan sekitar pejagoan. Di sini langsung deh keliatan banyak orang yang menjual nasi penggel di gerobak / warung. Temen saya sempat udah ke satu warung ibu ibu eh tahunya bukan itu. Jadi malu...

Rupanya warung si bapak adanya di seberang. Ya gimana mau tau yah secara nggak ada namanya. Tapi emang warung ini yang paling rame keliatannya.
Nasi Penggel Kebumen
Warung Nasi Penggel Muhtamin
Si bapak muhtamin yang pake peci, kemeja kotak kotak dan celana seadanya duduk di kursi kecil dan di depannya sudah terhidang makanannya.

Nasi penggel (penggel itu artinya dibulet-buletin) merupakan nasi bulat yang diremas-remas seukuran bola pingpong yang ditambah kikil / babat / tetelan dicampur dengan sayur muda dan singkong. Rasanya seger dengan campuran agak asam dan pedas jadi nggak perlu pakai sambal lagi.

Nasi Penggel Kebumen
Self-Service Nasi Penggel
Si pak muhtamin begitu melihat saya dan teman teman yang sudah keroncongan langsung mengambil daun pisang yang dibuat kerucut sebagai "piring" lalu memasukkan 6-7 nasi penggel dan memberikannya kepada kami. Jadi bisa milih sendiri mau lauk apa. Praktis yah.

Biar lebih sip, di samping pak muhtamin ini sudah ada warung yang menjual teh manis dan tempe mendoan. Dan tempe mendoan di sini ukurannya raksasa dibanding tempe biasanya. Harganya pun murah banget!

Nasi Penggel Kebumen
Nasi Penggel Kebumen
Menurut penuturan si bapak yang udah jualan 10 tahun dan dapet resep turun temurun dari keluarga ini, dia sudah sering didatangi pihak TV yang ikut ke rumah untuk shooting cara pembuatan nasi penggel. Tak heran, nggak perlu promosi lagi, jualan si bapak setiap harinya selalu laris. Buka dari jam 5.30, jam 9.00 WIB pasti udah ludes.

Harga : Rp.11.000

Hotel Meotel Kebumen

Rabu, 21 Oktober 2015 0 komentar

Kebumen merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang masih terbilang kecil. Yah kecil karena setelah saya berjalan jalan di sana, pusat keramaian / kota nya berkisar di dekat alun alun. Hanya ada satu mall yang mungkin lebih tepat disebut plaza namun bagi yang doyan shopping, HARUS mampir karena barang yang dijual harganya murah keterlaluan. Ugh! saya aja ga sempat mampir langsung iri hati dengan teman yang ke sana membeli topi lucu dengan harga Rp.15K. Selain itu, tidak ada Taxi. Ojek? Hm sepertinya nggak kelihatan tuh. Kebanyakan penduduknya pasti ada motor, atau naik sepeda kemana mana dan naik mini bus yang jadi angkutan umumnya.

Meski kotanya begini begini saja, saya suka kok. Tenang dan damai. Kebanyakan turis hanya datat untuk transit saja sehingga perkembangan kebumen belum banyak berkembang ditandai dengan tidak adanya hotel chain di sini. Masih sekelas hotel melati atau hotel keluarga gitu.

Namun sekarang berubah sejak Meotel Kebumen hadir di kota ini. Dari kejauhan, saya bisa melihat hotel yang baru saja resmi dibuka pada pertengahan Oktober 2015 ini sebagai bangunan tertinggi dari sekitarnya.

Untuk ukuran hotel "economic bed & breakfast", hotel ini jauh melebihi ekspektasi. Desain interiornya full kaca di Lobby dengan dominasi warna merah dan hijau. Icon-nya anak muda banget yaitu seorang kribo dengan gaya ala 70-an.

Meotel Kebumen
Lobby Meotel Kebumen
Selain itu, di lobby banyak dipajang barang seni yang antik macam vespa merah, deretan radio lama hingga telephone box merah ala di Inggris sono. Buat smoking room, adanya di depan hotel dan bisa merokok bareng Monalisa. Kece deh!
Meotel Kebumen
Smoking with Monalisa at Meotel Kebumen
Di tiap lantai hotel juga telah disiapkan gambar gambar design yang berbeda dan ada juga pribahasa pribahasa ala lokal yang diplesetin gitu. Kreatif. Lorong hotel jadi nggak ngebosenin. Malah pengen liat satu persatu lalu cekikikan. Begitu masuk kamarnya, ini dia :
Meotel Kebumen
Kamar di Meotel Kebumen

Meotel Kebumen
Kamar mandi di Meotel Kebumen
Luas kamarnya nggak terlalu sempit dengan fasilitas memadai yang bikin betah berlama lama. Ada TV, AC, pembuat teh & kopi, free mineral water, brankas, basic toiletries dan hot shower yang pas.

Satu satunya yang agak bikin menganggu hanyalah wifi-nya yang harus selalu log-in tiap beberapa menit. Duh! Selain itu satu lagi kekurangan hotel terkeren se-kebumen ini adalah makanan paginya yang rasanya kurang. Sayang banget~~

Overal, ini hotel tetep menjadi salah satu pilihan terpercaya jika pengen ke kebumen.
Mau coba? Ayok liburan ke Kebumen. Bingung mau kemana? sini aja nih.
Bisa Rapelling di Gua Siwowo
Nyobaiin nasi penggel

Meotel Kebumen
Alamat : Jl. Ahmad Yani No.31 Kebumen 547311
Telp : (0287) 381 111
Harga : Rp.388.888 hingga 3 bulan ke depan sejak Oktober 2015

Rapelling di Gua Siwowo Kebumen

Selasa, 20 Oktober 2015 0 komentar

Pertama dan terakhir kali saya rapelling itu yakni di Arizona, USA. Yang saya rappeling adalah sebuah bukit berbatu di sebuah tanah kering nyaris tanpa ada tanaman. Maklum aja di gurun sih.

Nah di Indonesia, ketika jalan jalan di kebumen, Jawa Tengah saya sempat masuk ke gua Siwowo. Gua ini sebenarnya tidak dalam namun di dalamnya sangat curam sehingga tidak bisa dimasuki sembarangan. Lagipula kondisinya gelap gulita dan tidak datar membuat saya mesti hati hati. Terus suasana di dalam lembab sehingga kalau nggak sama guide saya juga nggak mau masuk. Namun di gua ini tanpa direncana saya memberanikan diri mencoba rapelling setelah melihat beberapa orang. Ugh Langsung dong saya iri dan pengen...
Gua Siwowo Kebumen
Selusur Gua Siwowo dulu
Lalu dengan diantar oleh guide, saya menuju ke atas gua yang notabane adalah bukit karang tandus. Di tengah cuaca siang hari yang panas, saya menanjaki bukit yah sekitar 15 menit lah. Pegel juga yah namun ketika terduduk lemas ketika sampai, saya memandangi landscape bukit berpadu lautan di pesisir selatan pulau Jawa ini, saya baru bisa bernafas lega.

Di atas bukit ini terdapat sebuah lobang kecil, mungkin berdiameter hanya 2 meter yang terbentuk alami yang menjadi starting point dari rapelling. Saya sempat tanya tanya ke mas-nya "Aman gak yah?" mengingat lokasi ini masih sangat baru, yakni dibuka sewaktu lebaran tahun ini, jadi masih gak mainstream banget. Namun si mas-nya berani menjamin dan mengklaim alatnya langsung didatangkan dari Perancis. Widiih!

Sambil mengantri satu per satu turun rappeling saya menggunakan peralatan standar dulu. Sebuah baju terusan warna merah yang mirip petugas pom bensin, helm, sarung tangan biar gak lecet dan sepasang boots tebal dengan sepatu dilepas dulu. Yak pas deh mirip kayak pekerja tambang!

Setelah dipakaikan, mas-nya pun mulai memasang alat pengaman yang diikatkan di tali tali yang terkunci di batu batu karang tersebut. Inilah saat saat yang paling menegangkan karena saya harus mengantungkan hidup saya pada sebuah tali. Sama seperti resiko mengantungkan hati dan harapan saya kepada lelaki itu. EH??

Ehm..okay kembali ke gua.
Awalnya saya cukup pede karena sudah pernah rapelling otomatis saya kurang lebih mengerti. Namun ituloh pas udah di bibir gua, sialnya saya keburu mengintip kebawah. Duh di bawah sudah ada beberapa teman yang mendongkak ke atas menunggu saya. Tingginnya lumayan juga yakni 24 meter dan kondisi cukup gelap. Seperti masuk ke lubang hitam tak berujung.

"Ok sudah siap mbak, silahkan." Si mas guide sudah siap menurunkan saya.
Saya jadi salah tingkah. Detak jantung makin kencang dan saya pun blank seketika.
"Mbak..mbaknya menghadap saya." si mas guide coba memandu saya yang malah duduk selonjor di bibir gua kayak mau terjun bunuh diri.
"Oh..okay mas." saya pun berbalik arah dan jongkok menghadap si mas dan membelakangi bibir gua yang mengangga. Semilir aliran udara bertiup dingin di belakang saya.

Berpenganan erat pada seutas tali, saya pun siap meluruskan kaki dan memasukkan kaki saya ke mulut gua.
"Aaahahhhh!!!" saya sempat teriak kecil ketika seluruh beban tubuh saya akhirnya tergantung dan berayun di tali tersebut. Mas-masnya tertawa sementara saya cuma senyum kecut memastikan saya jantung masih berdetak. Mungkin mas nya ngetawain karena sedari tadi lagak saya macam orang yang tidak nervous. Padahal...

Gua Siwowo Kebumen
Pantat selalu turun duluan
Setelah saya bergelantungan, detak jantung saya mulai kembali normal. Si mas dengan cepat menjelaskan agar tangan kiri saya berada di atas dan tidak boleh terlalu dekat dengan tuas. Fungsinya cuma buat ngulur si tali. Sedangkan si tangan kanan akan mengepit si tuas agar saya dapat turun. Jika tidak ditekan maka saya tidak akan turun. Hanya tergantung begitu saja.

Okay! saya paham, mas.
"Daaaahhh!" sempat sempatnya saya melambaikan tangan centil dan pamitan dulu sama mas mas di atas. Saya perlahan mulai turun. Turunnya pun cukup pelan meski sudah saya kepit tuasnya kencang kencang, mungkin maksudnya biar aman dan saya sempat melihat pemandangan di sekitar.

Awal masuk ke dalam, gua nya masih cukup sempit sehingga saya bisa melihat batu karang yang dipenuhi lumut warna warni seperti hijau dan coklat menyelimuti hampir keseluruhan gua. Reaksi saya? hanya bengong saja menikmati semua itu.

Turun ke bawah, gua makin membesar dan ketika saya lihat ke bawah saya sudah ada di pertengahan gua. Yah kok cepet banget sih? Kan belum puas. Yah udah ambil foto dulu deh :D

Gua Siwowo Kebumen
Gaya Wrecking Ball sambil Rapelling
Terakhirnya saya gas pol turun biar merasakan sensasi meluncur gitu. Untungnya langsung disambut oleh mas masnya di bawah.

Yeay I just landed safely. Senang banget rasanya berhasil menantang diri sendiri dan sukses melakukannya.
Nagih loh sekalinya sudah dicoba. Rasanya tuh cepet banget mungkin cuma 10 menit saja. Lamaan naik bukitnya. Bagi yang doyan kegiatan outdoor, harus banget nyobaiin ini. Biayanya pun murah banget yakni HANYA Rp.15.000. Ya ampun itu untuk sekali makan doang tapi pengalaman yang didapet akan selalu terkenang.

Ada yang mau coba?
Gua Siwowo Kebumen
Mendarat selamat
Info :
Sawangan Adventure
Alamat : Desa Karangduwur kecamatan Ayah Kebumen, Jawa Tengah

Lawang Sewu Semarang

Kamis, 08 Oktober 2015 0 komentar

Lawang Sewu awalnya didirikan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Spoorweg Maatschappij. Dueh susah yah nyebutnya. Ya udah kita singkat saja sebagai NIS atau bahasa indonesia-nya kantor pusat perusahaan kereta api swasta kepunyaan Belanda. Lalu kenapa akhirnya disebut dengan Lawang Sewu? Biasalah kalau orang jawa apa apa yang banyak disebut dengan sewu (artinya seribu) dan karena gedung ini penuh dengan lawang (pintu) yang banyak, maka lebih mudahnya dipanggil saja Lawang Sewu.
lawang sewu
Lawang Sewu dari luar
Ketika tahu Lawang Sewu akan masuk dalam salah satu agenda dalam trip saya ke Semarang, saya was was. Saya tipikal yang menjauhi segala sesuatu yang mistis. Takuuuuttt kakak!!!
Bangunan karya arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J.Queendag ini menurut sejarah dibangun tahun 1903 kemudian diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Bangunan dengan dominasi warna putih ini masih terlihat sama seperti ketika pertama kali dibangun. Saya sempat masuk ke WC nya yang berada tidak dalam satu gedung. WC-nya antara cowok dan cewek gabung jadi awas yah jangan belok ke kiri dan ke kanan nanti disangka ngintip. Toiletnya masih pake WC jongkok dengan ruangan cukup besar. Wastafelnya pun berukuran jumbo dengan masih ada merek Belandanya.

Di sekitar Lawang Sewu juga tak tampak sedikit pun ada sampah. Ada pohon besar yang terletak persih di tengah lapangan membuat suasana adem di kala terik panasnya kota Semarang. Ada bapak bapak yang bercerita puluhan tahun yang lalu ketika dia masih kecil, bangunan ini seperti nyaris terlantar. Rumput tinggi sebadan manusia ada dimana mana. Suasana angker pun menjadi tidak terelakkan. Bahkan tak heran kadang ada yang melempari si bapak dengan batu. Entah siapa.. Hiii!

Tak heran yah tempat ini makin mistis ketika ada stasiun TV yang menayangkan program Live-nya di sini ala ala orang kesurupan dan menunjukkan bahwa ada penampakan bla bla bla. Kalau kamu sendiri pernah ngerasaiinnya gak?
lawang sewu
Halaman Dalam Lawang Sewu yang luas
Dipandu seorang guide, saya menelusuri tiap lantai dengan nyaman. Yah intinya sama aja kali yah. Kalau di tempat tempat bersejarah / kuno jangan melakukan sesuatu yang aneh aneh, berpikiran kotor atau mengucapkan kata kata jorok.
lawang sewu
Si Lawang Sewu
Selain menikmati arsitektur Lawang Sewu yang sekilas tampak simpel namun kompleks, terdapat juga semacam museum kereta api ala Belanda yang terdapat di lantai satu Lawang Sewu. Di sini saya dapat menonton kisah sejarah Lawang Sewu dari TV hitam putih.

Saya bersyukur memberanikan diri ikutan tur di dalam Lawang Sewu ini, just to found out tidak ada hal hal gaib yang terjadi padaku dan teman teman. Yeay!

Bagiku Lawang Sewu indah dan mempesona! Kalau menurut ngana?

Info:
Lawang Sewu
Jam buka : 07.00 - 21.00 WIB
Tiket : Dewasa Rp.10.000 | Anak Anak (3-12 tahun) & pelajar Rp.5.000

Pake Batik Indonesia di Luar Negeri Kerennya Nambah

Kamis, 01 Oktober 2015 0 komentar

Batik merupakan salah satu warisan budaya dari Indonesia. Untuk memperingatinya, 2 Oktober ditetapkan menjadi Hari Batik Nasional. Biasanya di Hari Batik tersebutlah orang orang serempak menggunakan batik. Lebih dari itu kita bisa lihat pekerja kantoran di tiap Jumat pakai batik. Di tiap acara formal, pakai batik juga tidak bakalan salah kostum. Begitu juga kawinan pake batik (senada) dengan pasangan.

Hingga sekarang Batik makin terus berevolusi. Tidak ada lagi kesan hanya orang tua yang pake batik. Anak muda pun suka mengenakannya. Saya pribadi begitu. Saya punya dress, kemeja, rok, dompet, sepatu dan atribut batik lainnya. Terlebih ketika akan ke luar negeri selalu ada Batik dalam bawaan saya. Kenapa begitu? Karena :
1. Pakai batik untuk tampil mempromosikan Indonesia
Ada masanya ketika sayalah satu satunya orang indonesia yang sedang berada antah berantah di luar negeri dan mau tak mau sayapun diminta untuk mempresentasikan Indonesia. Bisa itu lewat pidato, nari, nyanyi, atau pertunjukan budaya lainnya. Tidak susah memang karena potensi Indonesia itu sungguh beragam dan tak habis habis untuk dikagumi dan diceritakan. Tapi kalau nggak mau ribet, saya cukup menggenakan pakaian batik dan menjelaskan tentang sejarah, motif dan filosofinya. Bakalan bisa jadi power point yang panjang tuh. Dijamin bule bule pun terkagum kagum.
Batik
Batik, Local Brand yang keren habis
2. Pakai batik untuk sehari hari namun tetap gaya
Secara batik pastilah bukan barang fashion sehari hari yang ada di luar negeri jadinya kalau saya yang pakai bakalan terlihat outstanding. Ini nih cara tepat untuk menarik perhatian orang orang.

3. Pakai batik untuk acara resmi
Ke kantor pemerintahan diluar negeri pake batik? Bisa! karena batik sudah dianggap setara dengan business dress atau suit. Jadinya gak ribet kan?
Batik
Sewaktu kunjungan di gedung pemerintahan di Amerika Serikat
4. Batik sebagai oleh oleh / souvenir.
Pengalaman saya memberikan batik sebagai souvenir selalu membuahkan rasa bahagia buat orang yang menerima. Ibaratnya mereka dapat barang langka sehingga benar benar merasa terharu dan berterima kasih. Saya ingat ketika ke Amerika, saya sengaja membawa beberapa pakaian batik dan ketika akan pulang saya berikan ke teman sekamarku sebagai kenang kenangan dan mereka memang sudah naksir pakaian saya tersebut dari dulu. Yippie!

5. Batik untuk dijual
Bagi yang punya otak bisnis, jualan batik di luar negeri mungkin dapat dipertimbangkan selain membantu mempromosikan batik, juga dapat menambah pundi pundi kita lagi mepet di luar negeri. Harganya pun bisa kita sesuaikan atau lebihkan mengingat barang ini bakal langka di luar sana. Lalu belinya dimana?  Ke SMESCO aja. Di sana semua batik berasal dari UMKM dan kualitasnya terjamin karena tidak ada batik printing. Koleksinya pun lengkap dari berbagai daerah se - Indonesia!

Intinya : Local Brand macam batik pasti lebih keren, terutama saat dikenakan di luar negeri.
Setuju teman teman?

Keraton Kasepuhan Cirebon

0 komentar

Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan satu dari tiga keraton yang ada di Cirebon. Hingga sekarang Sultan Sepuh dan keluarganya tinggal di keraton ini. Hanya saja, tidak seperti Sultan di Jogja yang mempunyai kuasa dalam hal politik, sultan di Cirebon tidak mengurusi politik dan hanya sebagai simbol dalam budaya dan masyarakat.
Keraton Kasepuhan Cirebon
Pintu masuk Keraton Kasepuhan Cirebon
Begitu tiba di pelataran keraton, rombongan saya langsung dipandu dengan bapak guide yang juga masih keluarga keraton. Kami diajak berkeliling keraton yang luasnya 2,5 hektar ini. Luas yah meski hanya sedikit yang boleh dimasuki. Beberapa hal saya jumpai sama dengan keraton yang ada di Jogja maupun Solo adalah sama sama punya kereta, bedanya kereta di sini ditarik oleh kerbau. Sama sama punya gamelan dan alat musik lainnya. Sama sama punya barang peninggalan keluarga sultan seperti tandu permaisuri, peralatan makan dan lain lain. Sama sama mistis, If you believe on those things. :p

Keraton Kasepuhan Cirebon
Kereta asli di Keraton Kasepuhan Cirebon
Berhubung istri ke 3 sultan adalah keturunan Cina, tidak heran jikalau sang permaisuri meninggalkan jejak khas budaya Cina yang dapat dilihat dari beberapa design bangunan dan keramik keramik cina yang tertempel di dinding keraton.

Uniknya lagi, beberapa keramik juga didatangkan dari eropa dan gambar dalam keramik merupakan adegan adegan bersejarah yang pernah ada dalam alkitab seperti ketika para hewan harus masuk ke kapal Nabi Nuh seperti di bawah ini :
Keramik Eropa di dinding Keraton Kasepuhan Cirebon
Pasti pada muterin layar buat liat gambarnya yah? hehe Sama! Saya juga begitu sewaktu di keraton. Saya sempat tanya si guide kenapa keramik keramik ini ga dibikin tegak lurus agar memudahkan pengunjung melihatnya. "Nah, di sanalah seninya. Hidup itu tidak boleh monoton. Harus berusaha..berusaha melihat dari sisi pandang lain." kata si guide filosofis. Selain itu kalau diperhatikan disekitar keraton juga tampak banyak semen yang berbentuk seperti tidak jadi seperti gambar di bawah. Namun kata guide, itu memang begitu menunjukkan batu karang ("Hidup itu harus keras seperti batu karang" katanya lagi) yang juga menunjukkan dulunya keraton ini dekat dengan pantai. Selain itu batu batu karang tersebut menunjukkan eksistensi Gua Sunyaragi yang juga merupakan salah satu icon dari kota Cirebon.
Salah satu dinding Keraton Kasepuhan Cirebon yang banyak keramiknya
Lanjut berkeliling ke belakang, terdapat sebuah sumur air yang konon airnya tak pernah habis dan dipercaya dapat mengabulkan doa kita bila kita mencuci wajah di sini. percaya nggak percaya sih saya nyoba aja. Kalau manjur dan terkabul baru deh saya bilangin yah :)


Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon
Berkunjung ke sini, saya sarankan tidak membanding bandingkan dengan keraton di Jogja dan Solo. Memang kalau megah dan terawat, keraton Cirebon ini kalah dibanding keraton tetangga. Begitu tiba di depan keraton ketika saya melewati pintu masuk dan melihat sungai (kecil) yang mengalir tepat di depan keraton, saya hampir mau menutup hidung karena sungai tersebut berbau tidak sedap dan berwarna hitam sehingga membuat kesan pertama yang begitu berharga itu berkurang.

Masuk ke dalam area keraton, tampak sampah berserakan di beberapa tempat dan bahkan ada yang mencoret dinding depan keraton yang jelas jelas adalah harta karun peninggalan sejarah yang berharga. Vandalism oh vandalism! Selama berkeliling keraton, tampak bapak bapak yang membersihkan pekarangan. Beberapa dari mereka menawarkan saya dan teman teman untuk sukarela memberikan uang kebersihan di dalam kotak. Namun usaha ini selalu berulang dan hampir dimanapun. Hm..!!

But anyway, Keraton Kasepuhan Cirebon tetap menjadi rekomendasi saya jika kamu ingin mengenal kota udang ini lebih baik.

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets