Aku dan Toilet Jepang

Minggu, 31 Agustus 2014 0 komentar

Hayo kita tebak tebak buah manggis. Apa persamaan saya dengan wanita jepang? Banyak. Ini listnya :
1. Sama sama doyan mi.
2. Sama sama orang jepang (saya banyak dibilang seperti gadis jepang)
3. Sama sama doyan makan ikan (kalau saya makannya tekwan dan mpek, bukan sushi)
4. Sama sama suka komik.
dan..... Sama sama pemalu... di TOILET.

--------

Lega sekali rasanya ketika menginjakkan kaki di Bandara Narita. Pengen sujud syukur, ah norak deh. Mending langsung melipir ke Toilet. Sedari tadi hanya tempat inilah yang ingin saya kunjungi ketika di Jepang. Soalnya naik pesawat dari Amerika - Jepang selama berjam jam bikin saya semaput. WC di kabin pesawat yang kecil tentu tidak nyaman. Mau pipis aja kadang mikir mikir sehingga minum pun diirit. Boro boro mau menunaikan hajatan besar, melihat antrian saja sudah bikin nafsu hajat saya naik ke atas lagi.

Sejak dulu, pamor Toilet jepang sudah terkenal sehingga saya ingin langsung mencicipinya langsung. Wc duduk Jepang dipercaya dibuat sedemikian rupa untuk menjunjung tinggi selera masyarakat jepang dan kebutuhan masyarakatnya, tak terkecuali para wanitanya yang katanya risih jika aktivitas pembuangan mereka sampai diketahui oleh bilik sebelah.

Kalau untuk teknologi bidet dan toilet yang tempat duduknya hangat, saya sudah pernah nyoba di Amerika. Nah yang bikin penasaran karena di toilet jepang ada fasilitas pemutar musik di WC. Kalau ditanya musik apa yang diputar, saya sudah lupa kayaknya sih suara suara air / melodi untuk menyamarkan sedang apa kita di dalam. Pokoknya bikin hati adem, perut tenang dan pantat tidak mau lepas dari dudukan :D

Sayangnya semua tombol tersedia dalam bahasa jepang jadi dipencetin aja semua karena saya pun tidak hapal. Palingan kaget ketika bidet tiba tiba menyemburkan air.

Toilet Duduk Khas Jepang
Saya pribadi memang punya banyak tuntutan dari segi WC. Kalau semisal bepergian, saya tak masalah kotor kotoran atau tidur dimana saja. Tetapi kalau untuk urusan ke belakang, saya selektif!

Nah ini dia kesamaan saya dengan wanita jepang. Saya paling tidak bisa mengeluarkan hajat kalau di WC umum karena saya tak mau "tetangga sebelah" mendengar suara plung-plung-plung atau suara suara alami yang tentu diluar kuasa saya. Belum lagi soal ke belakang, saya butuh waktu lebih lama dari rata rata. Yang terakhir, kalau kondisi tidak kondusif (baca : tidak ada orang, tidak bersih, serem), hajatnya tidak mau keluar walaupun sudah sakit perut banget.

Kembali ke toilet yang pake musiknya, saya sangat berterima kasih kepada Jepang yang punya ide kreatif seperti ini.

Sayangnya untuk kehidupan sehari hari tentu saya gak punya toilet pintar ini. Ketika saya tinggal bersama teman sekamar di Amerika, untuk mengatasi ke-malu-an saya ketika mau berhajat, saya bilangnya pura pura mau mandi agar dia ga nungguin setelah itu saya putar musik kencang dari handphone atau laptop. Alhasil saya tidak malu lagi dan proses pembuangan pun berjalan lancar. Bonus : saya pun bisa jadi penyanyi kamar mandi :)

Kalau teman teman apakah semalu saya dan wanita jepang?

Etika Naik Pesawat Terbang

Jumat, 29 Agustus 2014 0 komentar

Pesawat terbang merupakan moda transportasi yang paling banyak dinaiki dan diminati dalam perjalanan karena lebih nyaman dan cepat. Banting harga antara sesama maskapai penerbangan memberikan imbas baik yakni semakin banyaknya masyarakat yang berkesempatan mencicipi 'naik pesawat' yang dulunya dianggap barang mahal.
Masuk Pesawatnya ON TIME yah

Namun jangan mentang mentang merasa karena "sudah bayar" maka kita berlaku seenak jidat. Tidak peduli apakah anda baru pertama kali terbang atau telah memiliki jam terbang tinggi. buatlah penerbangan ini nyaman untuk diri sendiri dan juga penumpang lainnya.
 
Sayangnya tidak semua orang berkomitmen mematuhi norma sosial ketika berada di pesawat. Memang sih tidak ada peraturan tertulis mengenai hal hal tersebut, tetapi jika tidak mau flight attnedant menggeruti anda, atau teman sebangku memelototi anda, sebaiknya mematuhi rambu rambu seperti ini.

1. Masuk ke dalam pesawat ON TIME.
Sengaja saya Caps Lock karena memang sejauh ini, budaya jam ngaret masih terus berkembang hingga ke kabin pesawat. Yang bisa saya lakukan (dan teman teman juga) hanya menghela napas dan memasang tampang bete pada penumpang yang telat. Biar dikasih sanksi sosial dulu!

2. Bertanya tempat duduk jika tidak paham
Itulah gunanya mbak pramugari memberikan salam di depan. Jika ini kali pertama anda naik pesawat, silahkan bertanya agar anda tahu harus duduk dimana. Jangan sok tau dan tiba2 anda sudah di tengah pesawat dan menyadari kursi anda ada di depan sedangkan antrian di belakang sudah panjang dan pesawat sudah harus berangkat. Belum lagi jika ada yang seenaknya duduk di kursi orang  tanpa muka bersalah.

3. Memasukkan barang bawaan sendiri ke Kompartemen di atas atau di bawah kursi.
Kecuali anda masih di bawah umur atau terlalu tua, mempunyai kendala fisik, sebaiknya minta tolong kepada pramugari/pramugara. Jangan lupa ucapan terima kasihnya juga. Selain itu perlu diingat juga kompartemen itu diperuntukkan satu orang satu barang. Suka risih dengan penumpang yang bawa barang banyak dan terpaksa mengambil tempat yang harusnya bisa untuk orang lain. Kalau sudah begini terpaksa deh carry on luggagenya harus dimasukkan lagi ke bagasi atau nitip flight attendant. Untuk ukuran juga harus diingat, bawalah yang sesuai ukuran carry on yah.

4. Tidak mengaktifkan Handphone selama penerbangan.
Dan yang paling penting adalah mematikan handphone setelah berada di pesawat juga. Okay okay saya mengerti anda masih ingin selfie terakhir kalinya sebelum pamer di Facebook dan meng-update status kemana tujuan anda, tetapi cukup sebentar yah. Saya paling sebel melihat orang yang tak bisa lepas dari Handphonenya padahal pesawat sudah bergerak. Ingin rasanya melempar handphonenya keluar dari jendela. Begitu juga saat roda pesawat baru mencium landasan, suara panggilan atau kotak masuk sudah memanggil manggil. Ya ampun sesibuk itukah manusia manusia ini?

5. Tidak menganggu sesama penumpang.
Saya bukannya anti sosial, tetapi ada kalanya saya memilih duduk di jendela agar bisa fokus berinteraksi dengan pikiran dan lamunan saya atau membaca In-flight Magazine. Kalau ada yang iseng memulai pembicaraan dan saya tidak sedang mood, saya hanya jawab singkat padat dan berharap dia mengerti saya sedang ingin sendiri tanpa mengurangi rasa hormat. Tapi suatu saat dalam penerbangan ke Bali ntah mengapa saya tertarik ngobrol dengan sepasang suami istri dari Medan dan akhirnya kami malah nginep di hotel bareng dam menjelajahi pulau dewata bersama sama. That's an Exception!

6. Berkelakuan baik dengan Flight Attendant
Flight Attendat adalah sesorang yang membantu memastikan keselamatan dan kenyamanan kita selama di pesawat. Bukan berarti pelayan loh yah. Berilah senyum dan ucapkan "terima kasih" untuk memudahkan pekerjaannya. Bagi cowok cowok matanya harus diawasi yah. Kita harus bersyukur salah satu maskapai kita mendapatkan penghargaan flight attendat terbaik di dunia. Saya percaya itu akurat jika dibandingkan dengan flight attendant luar negeri, yang jarang jarang ada yang muda dan segar segar, sedangkan pramugari kita biasanya murah senyum dan lebih melayani dari hati. Ohya kalau flight attendant di Indonesia, mereka tidak mau difoto ketika sedang bertugas loh. Jadi cukup dipandang saja.

7. Menjaga kebersihan diri sendiri.
Pernah nggak sih terbang di penerbangan pagi pagi dan begitu masuk pesawat kecium bau asem yang kentara? atau penumpang di sebelah ternyata telat bangun (baca : belum gosok gigi dan cuci muka)? Berhubung di pesawat kita menghirup oksigen yang sama, saya berharap penumpang udara tidak menjadi polusi bagi sekitarnya.

Tekwan Terenak dan Termurah di Jambi

Minggu, 17 Agustus 2014 0 komentar

Orang Indonesia mengenal pempek dan kawan kawannya (baca: tekwan, pempek selam, model, pempek mie dsb) sebagai makanan khas Palembang. Sebagai orang Jambi, memang saya akui pempek berasal dari kota tetangga, namun di Jambi pun pempek sudah masuk dalam makanan pokok. Pagi makan tekwan, siang makan kapal selam, sore nyemil pempek panggang, malamnya baru deh ganti makanan biar gak bosan. Tak heran jika di bandara, orang berduyun duyun menenteng makanan ini sebagai oleh oleh favorit.

Di Jambi, alkisah ada mamang (panggilan sayang buat abang penjual) tekwan bernama Aman yang saban hari laris manis. Jualan jam 6.15 pagi hingga tengah hari sudah dipastikan tekwannya habis. Rata rata tiap harinya menghabiskan 200 mangkok tekwan. Mamang yang sudah jualan sebelum saya lahir ini sehari harinya (kecuali Minggu dan hari besar) berjualan di pasar Hongkong. Lalu ketika sudah jam 8 dia pindah ke depan SD Xaverius 2 hingga tekwannya habis.

Saya suka bilang sama mamangnya kalau anak anak SD Xaverius 2 itu pinter pinter karena dari kecil sudah dicekoki ikan asli dari tekwannya si mamang. Si mamang cuma terkekeh kekeh aja.

Mamang tekwan kesayangan

Mamang tekwan ini asalnya dari bandung tetapi ketika merantau di Jambi, dia ikut bantu jualan tekwan terlebih dahulu hingga akhirnya bisa membuat sendiri dan hasilnya sangat enak.

Tekwan mamang ini sangat simple. Seporsi tekwan diisi dengan tekwan, soun, daun bawang, bawang goreng, timun, kecap manis, kecap asin, cuka dan kuah. Namun khusus saya, saya maunya tekwannya dicampur dengan potongan model (pempek bulat isi telur kecil kecil), pake mi putih dan kuning, hanya pakai kecap asin dan tanpa MSG. Saya suka menggoda si mamang untuk segera buka toko pempek karena fansnya pun sudah banyak. Tapi mamang ini menolak, dia bilang lebih enak begini. Biar dapat dikit tidak masalah yang penting asap di dapur tetap mengepul.

"Yah buat apa dapat duit banyak, tapi kalau badan capek sakit sakitan, anak tidak terurus. Sama saja" begitu alasannya.

Zaman sekarang, layaknya cari pacar, mau yang ganteng/cantik tapi juga harus pinter dan kalau bisa mapan pula, kan susah yah.Ntah bisa nemu dimana pula? Begitu juga dengan cari tekwan. Untung ada si mamang, sudah murah, enak, orangnya baik (baca: bisa diutangin) mamangnya lucu pula. Nggak ada alasan buat menolak tekwan ini deh :


Tekwan

Sebenarnya mamangnya juga menjual model dan pempek mie tapi rata rata yang dibeli adalah tekwan.


Selamat mencoba. AWAS! resiko ketagihan ditanggung masing masing.

Harga 1 piring : Rp.8.000 (kalau saya selalu beli versi Rp.10.000)

Yang harus diperhatikan di Bandara

Rabu, 13 Agustus 2014 0 komentar

Tidak masalah apakah itu mau berangkat, baru tiba, atau sedang menunggu penerbangan berikutnya, setibanya di bandara yang belum biasa anda datangi, ada baiknya untuk selalu lowongkan waktu men-research dulu beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam bandara agar beberapa hal penting seperti berikut ini tidak luput dari pengawasan anda :

Changi Airport Singapore - Bandara kayak Mall

1. Cari gate anda
Langsung cari tau karena anda tak pernah tau berapa lama antrian masuk serta jauh tidaknya lokasi gate. Lebih baik lagi langsung menunggu di sekitar gate daripada terburu buru lari ketika mendengar panggilan boarding.

2. Toilet
Kalau tidak lagi kepepet saya lebih suka cari toilet yang tidak berdekatan dengan pintu keluar /masuk karena pasti selalu ramai oleh para penumpang yang mau naik/keluar pesawat. Biasanya andalan saya adalah setelah pengecekan. Hal ini juga sangat disarankan misalnya kalau di USA kita tidak boleh mmebawa cairan masuk sehingga jika membawa air minum dapat meminumnya terlebih dahulu atau membuangnya.

3. Tempat colokan
Hal ini menjadi penting karena di zaman sekarang tidak ada manusia yang tidak membawa alat alat elektronik. Jumlahnya pun terkadang lebih dari dua. Jika bepergian saya biasanya tak luput menggandeng laptop, handphone, kamera sehingga jika bisa menemukan tempat lowong untuk men-cas nya, saya tentu senang sekali. Apalagi jika tau akan menghadapi perjalanan panjang di atas udara, biar tidak mati gaya dan bisa menggunakan alat alat elektronik tersebut nantinya. Kalau di beberapa negara, ada tempat khusus untuk mencas. Sedangkan di indonesia hal ini baru mulai digalakkan dengan diberikannya fasilitas kotak2 kecil dengan kunci agar anda dapat meninggalkan Hp di dalam. Jika tidak ada dan butuh sekali mencas, carilah di  dinding dinding yang tersedia atau bisa melipir ke restoran untuk numpang cas. Jangan lupa membeli minuman/makanan sekedarnay juga yah.

4. Tempat wifi
Beberapa airport di Indonesia telah menyediakan wfi gratis, namun jika tidak restoran / lounge menjadi pilihan berikutnya.

5.Atraksi yang bisa dilihat
Airport mungkin mengerti jikalau mereka harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar menaikkan penumpang ke pesawat atau menyambut penumpang. contohnya di singapore airport yang merupakan airport terbaik di dunia, mereka punya segala macam atraksi gratis yang bisa membantu penumpang melupakan bete menunggu/ transit selama di Terminal 2 dan Terminal 3.

6. Public transportation
Naik taxi dari/ke airport selalu saya hindari kalau bisa. Selain harga yang mahal, rata rata sudah banyak transportasi umum yang dapat digunakan menuju atauapun keluar dari airport. Contohnya saja Damri yang menjadi pilihan terbaik jika di jakarta. Kalau di luar negeri biasanya bandara terhubung langsung dengan train / subway sehingga anda bisa langsung menuju downtown. Selain itu bisa juga menggunakan airport shuttle yang tarifnya lebih nyaman dikantong dibanding taxi.

7. Tempat makan sehat dan murah
Sayangnya kalau mau makanan sehat biasanya tidak murah. Kalau makanan murah belum tentu sehat. Jadi kalau anda seperti saya yang memprioritaskan makanan sehat, anda perlu cari beberapa toko yang mungkin menjual buah/menu dengan sayur2an atau restoran yang bukan menyajikan makanan cepat saji atau proses. Yang terbaik dan suka saya lakukan adalah membawa bekal. Biar dibilang kampung yang penting sehat dan perut saya puas. Tetapi biar tidak ribet, jangan membawa makanan yang susah dimakan seperti soto atau bakso. Jangan pula membawa makanan yang bisa bikin orang lain pengen jauh jauh dari kita yah seperti durian atau pete. Kalau tidak sempat menyiapkannya sendiri, bisa membeli di sebelum tiba di bandara, hitung hitung penghematan. 

Kalau kamu, apa yang menjadi perhatianmu ketika tiba di Bandara?

Tips Sukses Mengirim Tulisan ke Majalah

0 komentar

Sebagai calon penulis, tidak ada yang lebih membanggakan melihat hasil karya saya dibaca oleh orang banyak. Syukur syukur mereka suka dan mendapatkan manfaat, kalau tidak yah lumayanlah buat ngisi waktu mereka.

Walaupun melalui media blog, siapa pun saat ini dapat mengklaim dirinya menjadi penulis. Hanya perlu menuangkan isi kepala dalam tulisan, masukkan beberapa foto, sebarluaskan di social media dan resmilah kita penulis / blogger.

Tetapi kenikmatan ini tentu lain jika mendapati tulisan kita dipampang di media cetak baik itu koran daerah, hingga majalah terbitan nasional. Rasa capek njelimet serta perjuangan menembuskan tulisan kita terbayar lunas sudah ketika melihat foto dan nama kita. Saya pribadi lebih tertarik dengan media cetak dibanding online. Bau bau kertas, serta nikmat membuka halaman demi halaman itu rasanya tak tergantikan. Apalagi media cetak saya rasa dapat lebih menjangkau para pembaca. Afdol lah pokoknya!

Kontributor Majalah

Selain itu, dengan menyebarluaskan nama kita di media cetak, juga memberikan nilai + dari segi portofolio. Bayangkan setiap hari para editor media cetak pasti menerima puluhan jika tidak ratusan naskah, dan mereka hanya dapat memilih beberapa untuk diterbitkan, dan bagi saya itu sudah sesuatu banget. Artinya naskah kita memiliki poin lebih sehingga dapat memenangkan kompetisi ini. Tapi bukan berarti juga kalau ga dicetak artinya, naskah kita jelak. Harus dipahami bahwa sistem yang ada di suatu media sangat berbeda beda. Mungkin saja kebetulan faktor keberuntungan. Misalnya karena majalah yang kita tuju sedang mengencarkan promosi wisata di ASEAN, maka sebagus apapun tulisan kita backpackingan sambil ngesot dan gak pake duit ke Eropa bakalan ditolak. Sayangnya hal ini yang mungkin para penggiat naskah tersebut tidak ketahui hingga mereka merasa down atau merasa tulisan mereka tak layak.*cup cup*

Oleh karena itu sebelum merasa down dan merasa tulisan kita tak layak terbit, cek dahulu beberapa tips ini sebelum anda menklik tombol Kirim :
1. Cari Media Cetak yang anda idam idamkan
Ada baiknya membuat database media cetak yang ingin anda sasar beserta kontak info serta tata cara pengiriman yang mereka inginkan. Jika tak punya, contek saja daftar majalah yang mau memuatnya di sini. Sedapat mungkin mematuhi permintaan mereka supaya naskah kita tidak terkena eliminasi. Lihat di sini daftar media cetak tersebut. Jika masih baru / belum berpengalaman, pertama tama kirimkan ke media yang tidak terlalu ngetop karena tidak banyak saingan dan mungkin mereka belum punya standard yang tinggi. Tetapi jika anda yakin artikel anda sangat mantap dan layak ditampilkan di National Geographic Traveller, silahkan.

2. [Optional] Wajib tahu seluk beluk media yang ingin kita sasar dengan cara membeli salah satu produk mereka. Dengan begitu kita bisa mengira ngira jenis tulisan apa yang cocok dikirimkan ke mereka dan rubrik apa saja yang tersedia. Bisa sih mencari info ini lewat website/socmed mereka, tetapi ada beberapa media yang tak punya websitenya atau hanya menyediakan info tersebut di edisi cetaknya.. Mana tau ada kuis / lomba dari mereka yang dapat kita ikuti dan syukur syukur kalau menang bisa membuat kita selangkah lebih maju. Jika tak punya uang, mampir saja ke toko buku yang rela kita tongkrongi berjam jam buat baca gratisam. <-- pengalaman sendiri.

3. Ketahui pembaca anda
Befikirlah layaknya andalah Editor-In-Chief nya dimana anda harus memprioritaskan pembaca. Siapa yang akan membaca tulisan ini? berapa usianya? apa pekerjaannya dan gaya bahasa apa yang digunakan. Jika mengirimkan untuk rubrik travel untuk majalah lifestyle wanita muda, pakai bahasa ringan dengan foto foto yang cute dan mempesona. Jika rubrik anda ingin dipilih oleh majalah yang dibaca bagi ibu/bapak/orang yang telah berkeluarga, masukkan tips tips berwisata bersama anak atau kegiatan apa yang dapat dilakukan ketika berwisata di suatu destinasi. Dengan ini, dijamin tulisan anda lebih stand out dan telah memenuhi kebutuhan informasi untuk media yang anda sasar. Tidak ada alasan buat menolak cerita anda nih.

4. Mulailah menulis.
Untuk awal mulanya, saya sarankan memfokuskan menulis untuk satu media cetak terlebih dahulu agar gaya bahasa serta informasi untuk pembacanya sesuai dengan media tersebut. Misalnya jika saya menulis untuk  MyTrip Magazine tentu akan berbeda jika saya menulis untuk koran Kompas.

5. Tulisan yang menarik.
Tulisan menarik tentu saja sangat subjektif. Tergantung yang bacanya. Nah lebih bagus lagi kalau kita tahu siapa editor yang akan membaca dan menyeleksi tulisan kita. Dengan begini kita tahu selera mereka. Misalnya untuk tulisan perjalanan apakah mereka suka yang "One Day Trip" "Tips Perjalanan" atau "Travel Journals". Selain itu, tidak perlu minder jika tulisan perjalanan kita hanya berkisar dalam negeri. Sejatinya masih banyak sudut sudut negeri ini yang belum terjamah. Kita cuma harus panda pandai mengangkat sebuah tema yang memang jarang diberitakan. Jika pun ingin menulis tentang Bali lagi, coba research dulu artikel seperti apa yang pernah dimuat, dan apa yang belum sehingga bisa jadi ide artikel anda berikutnya juga.

6. Tulisan sesuai kebutuhan
Lebaran, Natal, Imlek adalah salah satu perayaan khusus di Indonesia dan media cetak pastinya akan menampilkan sedikit banyak tentang ini. Jika anda dapat menulis tentang tradisi mudik di kota anda atau perayaan khusus natal, maka anda berpeluang. Hal ini tentunya harus dipikirkan baik baik beberapa bulan sebelumnya dan minimal mengirimkannya sebulan sebelum hari H tersebut.

7. Masukkan foto yang dapat bikin penasaran.
Tak punya foto bagus? hanya bisa menjepret dengan kamera saku? Nggak terlalu bermasalah. Memang dengan keterbatasan ini tentu anda tak bisa mengirimkannya ke rubrik khusus yang menonjolkan fotografi tetapi selama anda punya cerita menarik, masalah foto bisa teratasi.  Beberapa tulisan saya kerap menggunakan gambar yang dibeli dari website berbayar seperti Shutterstock. Anda bisa mengirimkan 3-4 foto dengan low resolution terlebih dahulu agar tidak memberatkan email.

8. Jangan masukkan ke dalam blog terlebih dahulu.
Hal ini dimasukkan untuk menjaga orisinalitas tulisan. Jika terlanjur masukkan kembali ke draft. Biasanya media cetak tentu lebih menyukai tulisan yang fresh dan belum banyak orang ketahui. Tentu mereka tak mau bersaing dengan tulisan tersebut dengan blog anda. Bisa saja menampilkan destinasi yang sama tetapi dengan konten dan angle yang berbeda. Misalnya anda jalan jalan ke Jambi, naskah tulisan yang anda kirim ke media adalah tentang Komplek Percandian Muara Jambi. Lalu boleh kok di blog anda membahas tentang candi terluas se Asia tenggara ini dari segi eksistensinya bagi umat budha.

9. Networking
Jika anda punya kenalan dengan staf didalamnya, cobalah tanya tanya tips seputar memasukkan artikel. Syukur syukur dia mau memberikan kontak langsung ke orang yang bertanggung jawab untuk menerbitkan cerita anda. Dari pengalaman saya, terkadang saya ikut pemilihan cover atau acara2 yang diselenggarakan oleh suatu majalah agar punya hidden agenda biar kenal staf stafnya. Setelah itu pandai pandailah anda mempromosikan blog dan kemampuan anda. Semoga gayung bersambut!


Hingga hari ini saya pun masih seperti anda, terus mencoba men-gol-kan hasil karya saya ke sejumlah media cetak. Terkadang proses yang dibutuhkan teramat lama, bisa jadi kirimnya hari ini dan baru akan terbit tahun depan, belum lagi termasuk revisi naskah hingga dianggap sempurna.

It's hard but its worth it! Ayo mari kita gempur media media tersebut dengan cerita cerita kita yang menginspirasi. SEMANGAT!

Ada yang punya tips agar tulisan kita sukses diterbitkan? Share yah!

Majalah yang menerima Tulisan Perjalanan

Jumat, 08 Agustus 2014 0 komentar

Menerbitkan tulisan ke media cetak mempunyai banyak keuntungan antara lain membesarkan nama kita sebagai penulis, mempromosikan hasil karya, dan kemungkinan yang asik ialah mendapatkan honor.

Kontributor Majalah

Sayangnya tidak semua media cetak menerima karya dari luar / pembaca. Atau bisa juga seperti National Geographic Traveller, mereka menggunakan tim mereka sendiri untuk menulis berita dan hanya menyisakan seruangan kecil untuk kita meletakkkan tulisan. Tetapi tidak perlu berkecil hati karena masih banyak di luar sana yang butuh naskah perjalanan kita yang menginspirasi. Berikut daftarnya :

1.National Geographic Traveller
NG Traveller memang terkenal akan cerita petualangannya yang unik dan mendalam. Tak heran jika mereka juga terkenal susah untuk dimasuki artikel dari pihak luar. Untungnya sekarang ada satu halaman khusus yang dikhususkan bagi pembaca untuk menampung cerita pendek perjalanan dalam rubrik Trip Kita. Cara pengiriman :
Subjek : Trip Kita
Foto : 3-4 foto
Email : traveler@nationalgeographic.co.id

2. Panorama
Untuk rubrik "On The Road" di setiap edisi majalah ini menyajikan 6 destinasi, yaitu 2 destinasi Indonesia, 2 destinasi regional (Asia-Pasifik), dan 2 destinasi internasional (benua selain Asia & Australia) dan dapat dikirimkan ke Email : redaksi@panoramapublication.com 

3.CLEO Magazine
Email : cleoindonesia.redaksi@feminagroup.com

4. Mytrip Magazine
MyTrip yang saya beri kontribusi yakni rubrik OneDayTrip dimana mereka menginginkan tulisan suatu daerah yang dapat dijelajahi dalam sehari lengkap dengan info detail seperti harga makanan, jarak yang ditempuh dan alamat serta no Telp. Berminat? kirim ke Email : mytrip@media.femalindo.com
 
5. Cosmopolitan
Email : redaksi@cosmopolitan.co.id

6. Gogirl
Untuk rubrik "Jalan Jalam" kirimkan ke email : yenni@gogirlmagazine.com

7. Kartini
Untuk rubrik "Wisata" kirimkan ke email : redaksi_kartini@yahoo.com disertai identitas dan nomor rekening.

8. Padmagz
Beberapa rubrik yang bisa diisi adalah :
Travelnote : Buat padmakers yang pengen selfie tulisan perjalanan nge-trip kamu.
Destinationtaste : padmakers yang doyan moto dulu sebelum makan.
Destinationpoint : padmakers yang suka nginep-nginep di di luar rumah.
Communitrip/Sociotalk/Pleasurestyle : yang punya komunitas travelling, photography atau sosial dapat dikontak untuk diliput lho.
Arountheworld : Yang ini buat padmakers yang tajir ataupun suka travelling backpacker keliling dunia.

Segera kirim di email : redaksi@padmagz.com. 


9. Femina
Berada di bawah rubrik "Oleh Oleh", berikut tata cara pengiriman naskah perjalanan ke majalah ini
Melalui Email:
Email : kontak@femina.co.id  dengan Subject : [Rubrik Feature]
Atau melalui Pos :
Majalah Femina
Alamat: Gedung Femina, Lantai 5, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B 32 – 33, Kuningan, Jakarta 12910
Subject di pojok kiri atas amplop : [Rubrik Feature]
Petunjuk :
Panjang tulisan 4-5 halaman ketik, font Arial 12, single space (sekitar 1500 kata). Cara penulisan bisa berupa uraian panjang yang terbagi dalam 2-3 subjudul atau dalam boks-boks kecil yang berisi 2-3 paragraf (maksimal 5-6 boks). Boks ini memudahkan bila objek wisata yang dikunjungi cukup banyak dan tidak memiliki tema yang sama. Tulisan juga harus dilengkapi minimal 5 tip praktis dan berguna. Misalnya tempat-tempat belanja menarik, kuliner, biaya perjalanan, biaya akomodasi di kota/ negara yang dikunjungi, transportasi di dalam kota dan transportasi menuju ke tempat tersebut, souvenir dan oleh-oleh khas. Artikel yang masuk akan diseleksi oleh editor. Pengirim akan dikabari apakah tulisannya bisa dimuat di Femina dalam jangka waktu maksimal 3 bulan.

10. Female Magazine
Email : female.indonesia@media.femalindo.com

11.  Majalah Scarf
Email : info@scarfmagz.com 
Untuk rubrik Traveloque, panjang tulisan sekitar 3000 karakter. Foto minimal 300 DPI. Lebih baik lagi jika dalam cerita terdapat hal hal yang berbau keislaman.

12.  Majalah Anakku
Email : redaksi@anakku.net
Untuk rubrik jalan jalan, panjang tulisan sekitar 3000 karakter, foto minimal 300 DPI

13. Majalah TravelXpose
Email : indranbs@travelxpose.com

14. Aplaus Magazine (based in Medan)
Untuk rubrik Journey (cerita dan foto)
Untuk rubrik Snapshot (foto) dapat dikirimkan ke email : Elvy@aplausmagz.com

15. Getaway! Magazine
Email : sankhyaadi@gmail.com
Untuk rubrik Grand Journey, Explore, Adventure, Culture (destinasi luar negeri min 4 hal word) & Love Indonesia (destinasi di Indonesia 2 hal word)

Dan tak hanya majalah kini pun saya mencoba peruntungan di koran yakni :
1. Kompas klass (edisi khusus di tiap hari Jumat)
Email : klass@kompas.com
Kompas Klass menyajikan kisah perjalanan yang memfokuskan pada gambar yang dapat bercerita dibanding tulisan. Jadi tulisan cukup hanya satu paragraf dan sisanya foto foto (diminta lebih dari 10 foto) walaupun mungkin yang tampil hanya 5. Sejauh ini, masuk di Kompas masih termasuk kebanggaan paling besar karena salah satu media yang jangkauan pembacanya paling banyak.

2. Republika (kolom Leisure) 
Email : leisure@rol.republika.co.id
Panjang tulisan sekitar 8000-11.000 karakter (dengan spasi) dan karena koran tempatnya kan lebar tuh mereka menginginkan banyak foto (minimal 10 buah) tapi boleh kok kamu kirim beberapa dulu untuk pertimbangan. Di subjek email jangan lupa ditulisan : [Tulisan Jalan Jalan] dan judul artikel

3. Pikiran Rakyat (kolom Backpacker)
Email : topik@pikiran-rakyat.com
Panjang tulisan sekitar 4 hal word (1500 kata) dan kirim saja beberapa foto lowres dulu. Asiknya pikiran rakyat ada edisi online nya jadi sewaktu karya saya sudah tampil di koran dan gak kebeli saya bisa download versi digitalnya nih.

---

Sebelum meng-klik tombol kirim jangan lupa sempatkan menulis kata pengantar singkat mengapa artikelmu layak dicetak dan profil singkat serta jika ada sebutkan artikel artikelmu sebelumnya yang telah tayang di media cetak lainnya.

Kalau ada pembaca mengetahui info media cetak lainnya, share yak!

5 Destinasi Wisata Terpopuler di Amerika Serikat

Jumat, 01 Agustus 2014 0 komentar

Ketika merencanakan liburan di Amerika Serikat, adakalanya saya pusing. Seperti halnya Indonesia, negara ini begitu luas dan memiliki daya tarik wisata yang berbeda beda tiap statenya. Wisata alam, budaya, sejarah, hingga wisata khas metropolitan semuanya ada.

Saya pribadi tak mengejar destinasi wisata favorit ataupun melihat tren wisata apa yang sedang digandrungi. Contohnya ketika teman teman saya jalan jalan ke Chicago yang masuk dalam jajaran 3 kota bergengsi, saya nggak mupeng tuh. Begitu juga ketika yang lain pada ngunjungi Mickey Mouse di rumahnya di Disneyland, saya biasa biasa aja. Mungkin kalau ada yang pergi liat Aurora di Alaska, baru saya sirik tanda tak mampu.

Biasanya pertimbangan saya memilih sebuah destinasi tergantung dengan apa yang ingin saya lihat/lakukan, budget, ketersediaan publik transportasi, akomodasi, dan destinasi yang memadai dan ramah bagi wisatawan kantong cekak seperti saya.

Pas ngelihat rating atraksi wisata yang populer di Amerika Serikat berdasarkan majalah Travel+Leisure di tahun 2012, ternyata top 5 tempat atraksi yang paling banyak menyedot wisatawannya [kebetulan] telah saya kunjungi. Beberapa atraksi wisata sebenarnya awalnya ditujukan untuk kepentingan publik yang kemudian lambat laun pamornya meningkat dan akhirnya masuk dalam "Places to visit" selama di Negeri Paman Sam. Apa saja itu? mari kita lihat di bawah ini :

1. Times square, New York City
Pengunjung tahunan : 41,900,000

Times Square New York City
Times Square New York City yang dibangun pada tahun 1992 memang bertujuan untuk dijadikan icon pusat bisnis dan entertainment. Di sinilah manusia tumpah ruah bercampur aduk antara penduduk lokal dalam kesibukannya bekerja hingga wisatawan dari segala penjuru dunia yang tengelam dalam euforia metropolitan. Neon neon raksasa dan video iklan menerangi kawasan yang besarnya kurang lebih hanya 5 blok ini tanpa kenal waktu. Puncak kepadatannya adalah ketika malam tahun baru. Walaupun digempur suhu yang bisa anjlok hingga di bawah nol derajat, tetapi orang orang tetap bersabar dan berdesakan menyambut pergantian tahun sambil diiringi musik dari penyanyi beken dan tiupan terompet yang memekakkan telinga.

Saya sebagai gadis kampung rasanya yah kok tidak cocok lama lama di Times Square. Banyaknya manusia yang minim interaksi berjalan cepat dan kaku seperti dikejar kejar waktu. Harga harga apapun disini menjadi  namun tetap saja tak mengurungkan niat para pembeli seperti halnya dapat dilihat panjangnya antrian penjualan tiket diskon untuk menonton broadway. Tak mau kalah, problematika sosial pun dapat dilihat kentara dari para pengemis yang menunggu belas kasihan pengunjung yang lewat. Para pedagang hotdog, koran, souvenir dalam gerobaknya berlomba mengais dolar bersama para street performance.  Itulah Times Square.

2.  Central Park, New York City
Pengunjung Tahunan : 40,000,000

Central Park View
Central Park merupakan oase untuk melarikan diri dari hingar bingar Times Square. Dengan luas 341 hektar, taman kota yang dibuka sepanjang tahun ini telah ada sejak 160 tahun silam ini menjadi tempat favorit masyarakatn untuk berolahraga sambil menikmati alam hijau yang masih segar. Apalagi letaknya yang berada di tengah pemukiman elit - Manhattan- menjadikannya tempat singah sambil menghilangkan penat atau bisa juga mampir ke Central Park Zoo untuk memberi makan singa laut dan pinguin di dalamnya.

3. Union Station, Washington, D.C
Pengunjung Tahunan  : 36,500,000

Union Station
Union Station merupakan pusat transportasi penghubung di Washington ,D.C. Di sini tidak hanya menyediakan subway, tetapi Union Station juga terhubung dengan pangkalan bus seperti Grayhound atau Megabus di lantai paling atasnya. Lalu ada juga di lantar dasarnya terdapat terminal kereta api AMTRAK. Tak heran kan kenapa tempat ini cukup padat?

Sebagai ibukota dari Amerika Serikat, DC lebih ramah tidak seperti New York. Dibandingkan berjubelan di subway bawah tanah New York yang terkadang berbau khas seperti pesing ataupun ganja. Di Union Statiom, untungnya hal ini tidak tampak. Kebersihannya patut diacungi jempol ditambah dengan arsitektur Union Station yang cukup unik. berasa di film ih!

4. Las Vegas Strip, Las Vegas - Nevada
Pengunjung Tahunan : 29,500,000

Las Vegas Sign
Las Vegas yang sering muncul di TV itu adalah sebuah kawasan yang bernama Las Vegas Strip yang berupa jajaran hotel hotel yang dilengkapi kasinonya. Semakin berdosa kota ini, makin banyak pula pengunjung yang ingin ke sini. Untuk menjelajahi Las Vegas Strip, dibutuhkan satu hari penuh untuk menyusuri semua hotel sambil melihat replika Piramida, patung Liberty, menara Eifel atau menaiki Gondola di Venetian.

5. Grand Central Terminal, New York City
Pengunjung Tahunan : 21,600,000

Grand Central Terminal - New York City
Beribu ribu orang tiap harinya mengunjungi Grand Central Terminal New York City yang dibuka pada tahun 1871 tetapi bukan untuk naik subway melainkan melihat kemegahan lobbynya yang sering jadi setting film fiulm Hollywood. Grand Central Terminal sekarang juga telah berekspansi menjadi pusat retail dan dining. Bagi yang ingin tahu lebih lanjut mengenai bangunan bersejarah ini dapat mendaftar ikut tur gratisnya.

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets