Sebagai calon penulis, tidak ada yang lebih membanggakan melihat hasil karya saya dibaca oleh orang banyak. Syukur syukur mereka suka dan mendapatkan manfaat, kalau tidak yah lumayanlah buat ngisi waktu mereka.
Walaupun melalui media blog, siapa pun saat ini dapat mengklaim dirinya menjadi penulis. Hanya perlu menuangkan isi kepala dalam tulisan, masukkan beberapa foto, sebarluaskan di social media dan resmilah kita penulis / blogger.
Tetapi kenikmatan ini tentu lain jika mendapati tulisan kita dipampang di media cetak baik itu koran daerah, hingga majalah terbitan nasional. Rasa capek njelimet serta perjuangan menembuskan tulisan kita terbayar lunas sudah ketika melihat foto dan nama kita. Saya pribadi lebih tertarik dengan media cetak dibanding online. Bau bau kertas, serta nikmat membuka halaman demi halaman itu rasanya tak tergantikan. Apalagi media cetak saya rasa dapat lebih menjangkau para pembaca. Afdol lah pokoknya!
Kontributor Majalah |
Selain itu, dengan menyebarluaskan nama kita di media cetak, juga memberikan nilai + dari segi portofolio. Bayangkan setiap hari para editor media cetak pasti menerima puluhan jika tidak ratusan naskah, dan mereka hanya dapat memilih beberapa untuk diterbitkan, dan bagi saya itu sudah sesuatu banget. Artinya naskah kita memiliki poin lebih sehingga dapat memenangkan kompetisi ini. Tapi bukan berarti juga kalau ga dicetak artinya, naskah kita jelak. Harus dipahami bahwa sistem yang ada di suatu media sangat berbeda beda. Mungkin saja kebetulan faktor keberuntungan. Misalnya karena majalah yang kita tuju sedang mengencarkan promosi wisata di ASEAN, maka sebagus apapun tulisan kita backpackingan sambil ngesot dan gak pake duit ke Eropa bakalan ditolak. Sayangnya hal ini yang mungkin para penggiat naskah tersebut tidak ketahui hingga mereka merasa down atau merasa tulisan mereka tak layak.*cup cup*
Oleh karena itu sebelum merasa down dan merasa tulisan kita tak layak terbit, cek dahulu beberapa tips ini sebelum anda menklik tombol Kirim :
1. Cari Media Cetak yang anda idam idamkan
Ada baiknya membuat database media cetak yang ingin anda sasar beserta kontak info serta tata cara pengiriman yang mereka inginkan. Jika tak punya, contek saja daftar majalah yang mau memuatnya di sini. Sedapat mungkin mematuhi permintaan mereka supaya naskah kita tidak terkena eliminasi. Lihat di sini daftar media cetak tersebut. Jika masih baru / belum berpengalaman, pertama tama kirimkan ke media yang tidak terlalu ngetop karena tidak banyak saingan dan mungkin mereka belum punya standard yang tinggi. Tetapi jika anda yakin artikel anda sangat mantap dan layak ditampilkan di National Geographic Traveller, silahkan.
2. [Optional] Wajib tahu seluk beluk media yang ingin kita sasar dengan cara membeli salah satu produk mereka. Dengan begitu kita bisa mengira ngira jenis tulisan apa yang cocok dikirimkan ke mereka dan rubrik apa saja yang tersedia. Bisa sih mencari info ini lewat website/socmed mereka, tetapi ada beberapa media yang tak punya websitenya atau hanya menyediakan info tersebut di edisi cetaknya.. Mana tau ada kuis / lomba dari mereka yang dapat kita ikuti dan syukur syukur kalau menang bisa membuat kita selangkah lebih maju. Jika tak punya uang, mampir saja ke toko buku yang rela kita tongkrongi berjam jam buat baca gratisam. <-- pengalaman sendiri.
3. Ketahui pembaca anda
Befikirlah layaknya andalah Editor-In-Chief nya dimana anda harus memprioritaskan pembaca. Siapa yang akan membaca tulisan ini? berapa usianya? apa pekerjaannya dan gaya bahasa apa yang digunakan. Jika mengirimkan untuk rubrik travel untuk majalah lifestyle wanita muda, pakai bahasa ringan dengan foto foto yang cute dan mempesona. Jika rubrik anda ingin dipilih oleh majalah yang dibaca bagi ibu/bapak/orang yang telah berkeluarga, masukkan tips tips berwisata bersama anak atau kegiatan apa yang dapat dilakukan ketika berwisata di suatu destinasi. Dengan ini, dijamin tulisan anda lebih stand out dan telah memenuhi kebutuhan informasi untuk media yang anda sasar. Tidak ada alasan buat menolak cerita anda nih.
4. Mulailah menulis.
Untuk awal mulanya, saya sarankan memfokuskan menulis untuk satu media cetak terlebih dahulu agar gaya bahasa serta informasi untuk pembacanya sesuai dengan media tersebut. Misalnya jika saya menulis untuk MyTrip Magazine tentu akan berbeda jika saya menulis untuk koran Kompas.
5. Tulisan yang menarik.
Tulisan menarik tentu saja sangat subjektif. Tergantung yang bacanya. Nah lebih bagus lagi kalau kita tahu siapa editor yang akan membaca dan menyeleksi tulisan kita. Dengan begini kita tahu selera mereka. Misalnya untuk tulisan perjalanan apakah mereka suka yang "One Day Trip" "Tips Perjalanan" atau "Travel Journals". Selain itu, tidak perlu minder jika tulisan perjalanan kita hanya berkisar dalam negeri. Sejatinya masih banyak sudut sudut negeri ini yang belum terjamah. Kita cuma harus panda pandai mengangkat sebuah tema yang memang jarang diberitakan. Jika pun ingin menulis tentang Bali lagi, coba research dulu artikel seperti apa yang pernah dimuat, dan apa yang belum sehingga bisa jadi ide artikel anda berikutnya juga.
6. Tulisan sesuai kebutuhan
Lebaran, Natal, Imlek adalah salah satu perayaan khusus di Indonesia dan media cetak pastinya akan menampilkan sedikit banyak tentang ini. Jika anda dapat menulis tentang tradisi mudik di kota anda atau perayaan khusus natal, maka anda berpeluang. Hal ini tentunya harus dipikirkan baik baik beberapa bulan sebelumnya dan minimal mengirimkannya sebulan sebelum hari H tersebut.
7. Masukkan foto yang dapat bikin penasaran.
Tak punya foto bagus? hanya bisa menjepret dengan kamera saku? Nggak terlalu bermasalah. Memang dengan keterbatasan ini tentu anda tak bisa mengirimkannya ke rubrik khusus yang menonjolkan fotografi tetapi selama anda punya cerita menarik, masalah foto bisa teratasi. Beberapa tulisan saya kerap menggunakan gambar yang dibeli dari website berbayar seperti Shutterstock. Anda bisa mengirimkan 3-4 foto dengan low resolution terlebih dahulu agar tidak memberatkan email.
8. Jangan masukkan ke dalam blog terlebih dahulu.
Hal ini dimasukkan untuk menjaga orisinalitas tulisan. Jika terlanjur masukkan kembali ke draft. Biasanya media cetak tentu lebih menyukai tulisan yang fresh dan belum banyak orang ketahui. Tentu mereka tak mau bersaing dengan tulisan tersebut dengan blog anda. Bisa saja menampilkan destinasi yang sama tetapi dengan konten dan angle yang berbeda. Misalnya anda jalan jalan ke Jambi, naskah tulisan yang anda kirim ke media adalah tentang Komplek Percandian Muara Jambi. Lalu boleh kok di blog anda membahas tentang candi terluas se Asia tenggara ini dari segi eksistensinya bagi umat budha.
9. Networking
Jika anda punya kenalan dengan staf didalamnya, cobalah tanya tanya tips seputar memasukkan artikel. Syukur syukur dia mau memberikan kontak langsung ke orang yang bertanggung jawab untuk menerbitkan cerita anda. Dari pengalaman saya, terkadang saya ikut pemilihan cover atau acara2 yang diselenggarakan oleh suatu majalah agar punya hidden agenda biar kenal staf stafnya. Setelah itu pandai pandailah anda mempromosikan blog dan kemampuan anda. Semoga gayung bersambut!
Hingga hari ini saya pun masih seperti anda, terus mencoba men-gol-kan hasil karya saya ke sejumlah media cetak. Terkadang proses yang dibutuhkan teramat lama, bisa jadi kirimnya hari ini dan baru akan terbit tahun depan, belum lagi termasuk revisi naskah hingga dianggap sempurna.
It's hard but its worth it! Ayo mari kita gempur media media tersebut dengan cerita cerita kita yang menginspirasi. SEMANGAT!
Ada yang punya tips agar tulisan kita sukses diterbitkan? Share yah!
0 komentar:
Posting Komentar