Saya ingat dulu kecil, naik pesawat adalah hal yang keren. Tidak semua orang mampu. Hanya orang orang terpilih saya yang bisa kayak yang punya pohon duit misalnya.
Sekarang, naik pesawat sudah begitu lumrahnya sehingga mengurangi excitement yang ada. Belum lagi dipengaruhi oleh sikap penumpang yang terkadang nyebelin, maskapai yang tidak profesional, de el el.
Nah, untuk mengembalikan gairah yang hilang dan tetep merasakan girangnya naik pesawat layaknya pertama kali, saya sarankan coba deh sekali kali pilih bisnis kelas. Walaupun harganya bisa beda jauh, namun kenyamanannya juga beda jauuuuuh.
Berikut perbandingan bedanya naik pesawat kelas ekonomi vs bisnis yang dalam kasus ini saya coba adalah KLM Royal Dutch Airlines :
1. Check-in & Boarding
Ekonomi : Ngantri seperti biasa di konter yang biasa juga. Begitu akan boarding, harus merelakan penumpang yang bayar lebih untuk naik duluan dan kita yang terakhir. Itupun lewar jalur yang lain, kadang turun tangga dulu, naik bus, atau jalan kaki langsung ke pesawat yang ada di ujung.
Bisnis : Ada gerbong khusus untuk penumpang bisnis sehingga tidak perlu lama mengantri. Setelah dapat boarding pass, tidak perlu menunggu di waiting room karena bisa ke lounge menikmati sofa empuk dan makan-minum dulu sebelum terbang. Begitu pesawat siap dimasuki, kita naik duluan. Begitu pun ketika akan turun, malahan beberapa maskapai seperti Garuda menyediakan tempat tunggu khusus sementara staff mereka akan mencarikan bagasi kita.
2. Tempat duduk
Ekonomi : Tempat duduk standar dengan lebar x panjang = luas yang tidak seberapa. Bagi yang memiliki kaki panjang atau orang tinggi, bersiaplah agak pegal terutama jika penerbangan lebih dari 2 jam. Syukur syukur kalau tempat duduknya empuk dan enak. Kalo nggak.. ya sabar aja yah.
Bisnis : Tempat duduknya luas dan dilengkapi pijakan kaki. Mau tegak lurus, setengah berbaring sambil nonton atau tidur pulas, semuanya bisa. Selain itu tidak seperti penumpang kelas ekonomi yang hanya punya satu tempat letakin barang yang bergabung dengan majalah, di sini ada beberapa tempat penyimpanan yang bikin nyaman. Selain itu karena kompartemen di atas hanya dipakai beberapa orang, rata rata selalu ada tempat dan semua barang bisa fit di atas. Di kelas bisnis ini juga sangat terasa bahwa masing masing memiliki kursi ini secara utuh karena ada pemisah antar kursi dan sandaran kursi sendiri! Bonus : bantal, selimut, colokan listrik dan lampu baca.
3. Pramugari
Ekonomi : Biasanya hanya ada dua pramugari / pramugara yang standby melayani permintaan penumpang yang jumlahnya puluhan hingga ratusan. Kebayang kan ribetnya?
Bisnis : Satu kabin bisnis dipegang oleh dua orang yang jumlahnya saat itu mungkin sekitar 20 orang saja. Kebayang kan enaknya? kalau ada perlu apa apa responnya cepat dan karena mereka tidak stress melayaninya pun jadi enak.
4. Entertainment
Ekonomi : In-flight magazine dan menu entertainment (jika beruntung). Jika ada pun mungkin speakernya hanya yang biasa asal tempel ke telinga yang seringkali tidak pas di kuping saya.
Bisnis : In-flight magazine dan layar monitor yang lebih besar. Headphonenya pun dapat yang besar sehingga maksimal suaranya. Ohya saya baru nyadar sewaktu di bisnis kelas, ternyata masing masing layar telah dilengkapi semacam filter jadi dari samping kita tidak bisa melihat jelas ke layar sebelah apalagi ke depan. Sykurlah soalnya saat itu saya lagi nonton Fifty Shades of Grey. Kan nggak enak kalau ada yang sampai melotot!
5. Makanan
Ekonomi : Jika beruntung dapat makanan berupa snack (roti atau kue atau hanya roti kering). Beberapa maskapai bahkan meniadakan atau harus beli dengan biaya tambahan. Kalau untuk perjalanan panjang, pasti dapat tapi sebelnya perlengkapan makannya terbuat dari plastik dan karena tempatnya sempit harus makan hati hati biar tidak jatuh.
Bisnis : Berada di kelas ini, saya berasa lagi di restoran yang terbang. Soalnya menu yang ditawarkan saya rasa sedikit berbeda dan yang paling saya sukai tidak ada tuh makan pake storyfoam atau plastik. Masing masing diberikan satu set perlengkapan makan lengkap, dialasi kain, pakai serbet, menggunakan piring & mangkok betulan, gelas wine kaca dan tempat garam dan lada khusus. Makan pun bisa selonjoran karena luas. Toss!
6. Fasilitas
Ekonomi : Hampir tidak ada kecuali ada promo khusus.
Bisnis : Di KLM, seleasi makan kami ditawarkan coklat, lalu diberikan oleh oleh pajangan rumah rumahan KLM yang limited series dan boleh dipilih. Ah berasa dimanjaiin banget!
7. Amenities
Ekonomi : Tidak ada.
Bisnis : Dapat handuk dingin dan amenities kit layaknya nginep di hotel berupa tas mungil keren yang isinya toeletries walaupun penerbangan hanya 2 jam saja.
8. Harga
Ekonomi : standar
.
Bisnis : Bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga ekonomi.
Kesimpulan : Memang tak bisa dipungkiri ada harga ada kualitas yah guys! Kalau emang budget belum mampu, anda harus puas duduk di ekonomi. Namun sekali kali merasakan naik bisnis kelas it's woth it apalagi kalo terbangnya lebih dari 3 jam. Lumayan banget bisa tidur. Leher nggak pegel, pantat nggak tepos dan pinggang nggak encok. Sampai tujuan langsung bisa beraktivitas bukan malah nyari kasur. Betul?
Sekarang, naik pesawat sudah begitu lumrahnya sehingga mengurangi excitement yang ada. Belum lagi dipengaruhi oleh sikap penumpang yang terkadang nyebelin, maskapai yang tidak profesional, de el el.
Nah, untuk mengembalikan gairah yang hilang dan tetep merasakan girangnya naik pesawat layaknya pertama kali, saya sarankan coba deh sekali kali pilih bisnis kelas. Walaupun harganya bisa beda jauh, namun kenyamanannya juga beda jauuuuuh.
KLM Royal Dutch Airlines |
Berikut perbandingan bedanya naik pesawat kelas ekonomi vs bisnis yang dalam kasus ini saya coba adalah KLM Royal Dutch Airlines :
1. Check-in & Boarding
Ekonomi : Ngantri seperti biasa di konter yang biasa juga. Begitu akan boarding, harus merelakan penumpang yang bayar lebih untuk naik duluan dan kita yang terakhir. Itupun lewar jalur yang lain, kadang turun tangga dulu, naik bus, atau jalan kaki langsung ke pesawat yang ada di ujung.
Bisnis : Ada gerbong khusus untuk penumpang bisnis sehingga tidak perlu lama mengantri. Setelah dapat boarding pass, tidak perlu menunggu di waiting room karena bisa ke lounge menikmati sofa empuk dan makan-minum dulu sebelum terbang. Begitu pesawat siap dimasuki, kita naik duluan. Begitu pun ketika akan turun, malahan beberapa maskapai seperti Garuda menyediakan tempat tunggu khusus sementara staff mereka akan mencarikan bagasi kita.
2. Tempat duduk
Ekonomi : Tempat duduk standar dengan lebar x panjang = luas yang tidak seberapa. Bagi yang memiliki kaki panjang atau orang tinggi, bersiaplah agak pegal terutama jika penerbangan lebih dari 2 jam. Syukur syukur kalau tempat duduknya empuk dan enak. Kalo nggak.. ya sabar aja yah.
Bisnis : Tempat duduknya luas dan dilengkapi pijakan kaki. Mau tegak lurus, setengah berbaring sambil nonton atau tidur pulas, semuanya bisa. Selain itu tidak seperti penumpang kelas ekonomi yang hanya punya satu tempat letakin barang yang bergabung dengan majalah, di sini ada beberapa tempat penyimpanan yang bikin nyaman. Selain itu karena kompartemen di atas hanya dipakai beberapa orang, rata rata selalu ada tempat dan semua barang bisa fit di atas. Di kelas bisnis ini juga sangat terasa bahwa masing masing memiliki kursi ini secara utuh karena ada pemisah antar kursi dan sandaran kursi sendiri! Bonus : bantal, selimut, colokan listrik dan lampu baca.
Tempat duduk Bisnis kelas KLM |
Ekonomi : Biasanya hanya ada dua pramugari / pramugara yang standby melayani permintaan penumpang yang jumlahnya puluhan hingga ratusan. Kebayang kan ribetnya?
Bisnis : Satu kabin bisnis dipegang oleh dua orang yang jumlahnya saat itu mungkin sekitar 20 orang saja. Kebayang kan enaknya? kalau ada perlu apa apa responnya cepat dan karena mereka tidak stress melayaninya pun jadi enak.
4. Entertainment
Ekonomi : In-flight magazine dan menu entertainment (jika beruntung). Jika ada pun mungkin speakernya hanya yang biasa asal tempel ke telinga yang seringkali tidak pas di kuping saya.
Bisnis : In-flight magazine dan layar monitor yang lebih besar. Headphonenya pun dapat yang besar sehingga maksimal suaranya. Ohya saya baru nyadar sewaktu di bisnis kelas, ternyata masing masing layar telah dilengkapi semacam filter jadi dari samping kita tidak bisa melihat jelas ke layar sebelah apalagi ke depan. Sykurlah soalnya saat itu saya lagi nonton Fifty Shades of Grey. Kan nggak enak kalau ada yang sampai melotot!
5. Makanan
Ekonomi : Jika beruntung dapat makanan berupa snack (roti atau kue atau hanya roti kering). Beberapa maskapai bahkan meniadakan atau harus beli dengan biaya tambahan. Kalau untuk perjalanan panjang, pasti dapat tapi sebelnya perlengkapan makannya terbuat dari plastik dan karena tempatnya sempit harus makan hati hati biar tidak jatuh.
Bisnis : Berada di kelas ini, saya berasa lagi di restoran yang terbang. Soalnya menu yang ditawarkan saya rasa sedikit berbeda dan yang paling saya sukai tidak ada tuh makan pake storyfoam atau plastik. Masing masing diberikan satu set perlengkapan makan lengkap, dialasi kain, pakai serbet, menggunakan piring & mangkok betulan, gelas wine kaca dan tempat garam dan lada khusus. Makan pun bisa selonjoran karena luas. Toss!
Makanan di kelas bisnis KLM |
Ekonomi : Hampir tidak ada kecuali ada promo khusus.
Bisnis : Di KLM, seleasi makan kami ditawarkan coklat, lalu diberikan oleh oleh pajangan rumah rumahan KLM yang limited series dan boleh dipilih. Ah berasa dimanjaiin banget!
7. Amenities
Ekonomi : Tidak ada.
Bisnis : Dapat handuk dingin dan amenities kit layaknya nginep di hotel berupa tas mungil keren yang isinya toeletries walaupun penerbangan hanya 2 jam saja.
8. Harga
Ekonomi : standar
.
Bisnis : Bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga ekonomi.
Kesimpulan : Memang tak bisa dipungkiri ada harga ada kualitas yah guys! Kalau emang budget belum mampu, anda harus puas duduk di ekonomi. Namun sekali kali merasakan naik bisnis kelas it's woth it apalagi kalo terbangnya lebih dari 3 jam. Lumayan banget bisa tidur. Leher nggak pegel, pantat nggak tepos dan pinggang nggak encok. Sampai tujuan langsung bisa beraktivitas bukan malah nyari kasur. Betul?
Kaki bisa selonjoran dan yang paling penting tidur di Bisnis kelas KLM |