Artotel, Boutique Hotel strategis di Thamrin Jakarta

Senin, 15 Juni 2015

Mungkin ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Di tengah terik Jakarta, bangunan ini berdiri mentereng dengan tattonya yang berwarna ungu, penuh dengan gambar cumi cumi dan gambar abstrak lainnya. Katanya itu simbol dari kemacetan dan kesemrawutan ibukota dan dia bangga mendapatkannya dari Darbotz, seorang seniman yang mencintai tantangan hidup di Jakarta.

Lalu aku coba menghampirinya. Berkenalan dengannya. Artotel namanya, sebuah Boutique hotel yang menggabungkan konsep "Art" + "Hotel" ke dalamnya. Tak perlu banyak basa basi, aku dapat melihatnya sendiri dari aneka pilihan furnitur nyeleneh serta design unik sebagai pembuktiannya.

Artotel jakarta
Meski Artotel terbilang munggil, namun arsitektur lobby yang meninggi hingga ke lantai dua tempat galeri lukisan dipajang membuat kesan lega. Berada dekat dengannya, aku bisa mencium wewangian khasnya yang terpancar dari beberapa vas bunga hidup yang baunya bikin kangen ketika pulang / pergi dari hotel.

Lobby dan lantai dua Artotel Jakarta
Selama proses check-in, dia menyambutku cepat dan hangat. Saya bersyukur telah menelponnya jauh jauh hari karena yang PDKT denggannya cukup banyak loh. Dengan total hanya 107 kamar, Beberapa tamu yang datang harus kecewa karena sudah fully booked untuk beberapa hari ke depan.

Selesai proses check-in yang mulus, aku diberikan kunci kamar yang juga berfungsi sebagai kunci lift. Untung saja dapatnya di lantai 3 karena jauh dari lantai 7 dimana BART - Bar at The Roof Top - berada. Soalnya jika tidak, bagi yang susah tidur, bunyi musik hingga tengah malam bisa saja dirasa menggangu.

Kabarnya tiap lantai punya design yang berbeda. Untuk lantai 3, aku dapat melihat sisi Artotel yang lebih simple serta dominasi akan warna hitam dan putih di ruangan. Aku sempat terpana dengan goresan tangan Zaky Arifin, berupa gambar Beruang di atas tempat tidur. Namun begitu melihat dinding sampingnya, aku terkejut karena hanya berupa dinding semen biasa. Selidik punya selidik, si Artotel memang membiarkannya seperti itu, meninggalkan beberapa kesan natural dengan unfinished design. Begitu saya crosscheck dengan kamar teman, ternyata sama saja. Yang membedakan hanya kamar temanku dihias dengan gambar gajah. Namun selebihnya sama. Sama sama ada tulisan "Have a wild dream" di atas gambar.

Kamar tidur studio 03 Artotel Jakarta
Paginya, aku turun ke bawah dengan perut keroncongan. Waktu belum menunjukkan jam 6 pagi namun Artotel udah sigap melayani beberapa tamu. Berada di Restauran RoCA (Restaurant of Contemporary Art), aku bingung harus mulai darimana. Semua stand makanan / minuman serasa memanggil manggil. Siomay (ayam & udang), hashbrown, sosis ayam, bacon-nya tidak aku lewatkan. Oh satu lagi yang sayang dilewatkan adalah kehadiran mbok jamu berpakaian kebaya modern. Dengan gendongan kain, dia menawarkan pengunjung berbagai ramuan yang mempermudah hidup.
"Ini neng beras kencur untuk menambah nafsu makan."
Duh si mbok, saya emang kurus namun coba deh lihat aku sewaktu breakfast.
"Kalau ini jahe, buat masuk angin."
Ah si mbok, tahu aja AC kamar dinginnya mengigit.
Namun, akhirnya aku putuskan hanya minum one shot madu murni saja.

Seduh kopi sambil melihat lukisan abstrak
Bagi yang harus memulai harinya dengan racun rokok, bisa duduk di sebelah luar Restoran RoCA. Namun tidak perlu merasa terpojokkan, karena di luar design nya pun tetap ciamik.

Smoking Area di restoran Artotel Jakarta
Selesai mengisi perut berkali kali, aku dan kawanku langsung meminjam sepeda hotel (Rp.50.000 / 4 jam) dan mengayuhnya ke Car Free Day. Lokasi Artotel yang persis di tengah kota sungguh sangat nyaman!


Di hari hari terakhir bersama Artotel, badanku mulai mendambakan sensasi pijitan yang melonggarkan tulang tulang. Aku lalu menghubungi resepsionis untuk booking spa & massages.
"Baik ibu, therapist kami akan segera menuju kamar anda." jawab resepsionis.
15 menit kemudian...
Datanglah mbak mbak ayu berseragam pink dengan perlengkapannya. Karena keterbatasan ruang, spa & massagenya dilakukan di kamar masing masing. Si mbak ayu pun menggelar kain batik di atas tempat tidur, dan sesi Traditional Massage selama 60 menit pun berlangsung. I'm in heaven!

***
Baru kali ini saya mengenal sebuah hotel dengan begitu detail. Kalau biasanya di hotel cuma buat bobo dan WC, namun di sini beda. Hampir semua fasilitas aku coba. I've stayed for 5 days and it really feels Home. Selain itu hotel ini lagi nge-hitz di kalangan anak muda atau sosialita Jakarta. Satu satunya yang bisa saya keluhkan adalah hotel ini minus kolam renang dan di RoCA restaurant serta BART seringkali saya digigiti nyamuk. Other than that, you'll definitely see me here again!

Artotel Jakarta
Jalan Sunda No.3, Jakarta Thamrin, 10350, Indonesia (persis di Belakang Sarinah)
Telp : 021-31925888
Rate : Mulai dari Rp.800.000,- ( termasuk Breakfast)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets