Saya panik.
1 bulan tepat sebelum pasporku akan expired, saya mendapatkan pekerjaan baru, sebut saja reporter jalan jalan di Jakarta. Mungkin saja kan nantinya saya diutus ke luar negeri?
Saya makin panik.
Waktu itu saya masih berdomisili di Jambi dan minggu depannya akan pindah ke Jakarta.
Pengalaman sebelum belumnya membuat & memperbaharui paspor meninggalkan kesan tidak enak. Ribet, bosan, antrian panjang dan calo yang selalu menyerobot membuat saya keburu jiper. Kayaknya lebih enak pake calo ya?
Tapi lagi lagi saya kembali panik.
Calo saya terdahulu sudah tiada dan saya tak punya kontak lainnya. Untungnya bulan lalu papa sempat memperpanjang paspornya dibantu oleh koko ipar. Jadi saya pun menghubunginya dan minta bantuannya memperpanjang paspor.
Ia mengiyakan dan kami janjian ketemu di kantor imigrasi Jambi pada hari senin. Sebelumnya saya menyiapkan terlebih dahulu syarat perpanjangan paspor :
1. KTP
2. Kartu Keluarga
3. Akta Lahir
4. Paspor Lama
Semuanya difotokopi satu rangkap dalam ukuran kertas besar (A4). Untuk paspor jangan lupa difotokopi halaman depan dan belakangnya yah. Semua dokumen asli tersebut beserta fotokopiannya harus dibawa.
Saya telah diingatkan datang sepagi mungkin untuk mengambil nomor antrian karena sehari cuma tersedia 50 kuota. Saya bangun sebelum jam 6 pagi, makan pagi, membawa banyak buku bacaan lalu cabut ke lokasi. Setibanya disana tepat pukul 7 pagi dan sudah terlihat beberapa orang menyemuti meja satpam di luar. Oh rupanya di sana mendaftarnya!
Setelah dilihat, alamak! sudah no 14 dan saya kedapatan no 15. Apa boleh buat!
Satpam lalu mencatat nama saya, memberikan formulir yang harus diisi sembari mengecek kelengkapan berkas. Sekitar pukul 7.30 WIB nomor antrian dibagi dan kami dipersilahkan masuk.
Semua ruangan masih tampak kosong. Barulah hampir ketika pukul 8.00 tampak para pegawai mulai berdatangan. Aktivitas dimulai dengan dipanggilnya kami satu persatu berdasar nomor urut.
Sepertinya hari itu saya lagi beruntung, mungkin karena puasa tidak banyak orang yang mendaftar. Selain itu proses pengecekan berlangsung mulus dan hampir setengah nomor urut di atasku belum hadir sehingga saya akhirnya naik ke peringkat 9 untuk pengecekan berkas. Dari pos inilah dilihat betul apakah semua nama sama persis, tanggal lahir hingga alamat di KTP harus sesusai dengan form yang kita isi. Jika ada yang salah dan kurang maka harus diulang / ditambah. Untungnya (lagi-lagi) saya lewat begitu saja yah wong semua berkas asli, lengkap dan diisi dengan baik. Saya pun dihadiahi antrian ke 5 untuk foto. Tak berapa lama menunggu, tiba giliran saya dan dua orang lainnya yang difoto bergantian. Sebelnya, si mas mas mengharuskan semua rambut saya dibelakang kuping dan poni harus dinaikkan which is gak bisa karena poni saya pendek dan jatuh terus, jadi harus diulang terus (sehingga rambut saya jadi berantakan dan hasil foto saya jelek deh!)
Setelah foto, berikutnya masih ada lagi wawancara tentang perihal untuk apa membuat paspor, nama ortu dan lain sebagainya. Setelah sesi tanya jawab kepo tersebut selesai, seluruh dokumen asliku dikembalikan dan dia memberikan tanda terima perintah untuk membayar ke bank BNI dan menjanjikan 3 hari masa kerja untuk penyelesaiannya. Yeay!
Untuk biaya pembuatan paspor, berikut rinciannya :
Biaya paspor : Rp.300.000
Biaya jasa TI Biometrik (sidik jari) : Rp.55.000
Biaya admin bank BNI : Rp.5.000
Total :Rp.360.000
Hari kamis berikutnya pukul 2 siang, saya datang lagi untuk mengambil paspor. Tidak perlu lagi mengambil nomor antrian. Langsung datang dan tampak beberapa folder telah berjajar rapi di meja dan langsung bisa mengambil paspor baru kita. Berhubung di paspor lama saya ada visa Australia dan USA yang berharga, saya pengen dong menyimpan buku lama saya tersebut. Seperti diinstruksikan saya membawa materai 6.000 dan memberikannya ke petugas dan ia pun memberikan paspor lama saya. Yeay!
Kesimpulan :
Meski masih tampak ada aktivitas calo yang menyerobot antrian dan mendapat tempat khusus, namun kalau pelayanan kantor imigrasi bisa jujur dan profesional, kenapa pula harus menggunakan calo?
Salah satu yang paling saya ingat adalah abang satpamnya yang ramah (bahkan ingat nama saya!) dan sangat membantu dalam proses pengisian form, minjemin pena, bantuin ngoreksi form saya dan ditambah sifatnya yang humoris.
Beberapa petugas lainnya memang wajahnya masih kurang ramah namun kerjanya cukup cepat. Kantor imigrasi Jambi juga telah dilengkapi sistem yang bagus, mulai dari nge-print no antrian, pemanggilan dengan suara dan monitor, sehingga semua alurnya terlihat jelas. Kalaupun bingung, selalu ada satpam yang standby membantu.
Hanya dalam tempo waktu 3 jam saja, proses pembuatan paspor saya kelar. Buku yang saya bawapun tak sempat dibaca. Salut deh dengan pelayanan kantor imigrasi Jambi!
Tips & Trik membuat paspor sendiri
1. Datang sepagi mungkin untuk berebut nomor antrian. 6.30 WIB kalau bisa agar antrian yang pertama. Boleh kok diwakilkan orang lain untuk sekedar mengambil nomor, namun harus datang secepatnya juga yah.
2. Berpakaian rapi dan sopan. Tidak memakai sandal jepit, celana pendek dan kaos oblong. Rata rata orang menggunakan kemeja, celana panjang dan sepatu.
3. Selalu waspada jika nomor dipanggil. Terkadang petugas hanya memanggil max 2 kali, lebih dari itu langsung lanjut ke nomor berikutnya dan jika kelewat ng...harus sabar setelah itu!
4. Bawalah pena untuk mengisi form.
5. Bawa bacaan biar tidak bosan menunggu
6. Lengkapi berkas dengan baik. Pastikan mengisi dengan benar. Jika tidak tahu, bertanyalah. Jika salah, boleh di tipe-X tapi kalau banyak salah ulangi di form baru aja.
7. Bagi wanita bawalah penjepit rambut untuk poni karena sewaktu poto harus menampakkan keseluruhan dahi. Bagi yang berjilbab, gunakan model yang sesimpel mungkin.
8. Ucapkan terima kasih karena pelayanan mereka yang sudah sangat lebih baik dari sebelum belumnya
Ada yang punya pengalaman(menyenangkan) membuat paspor?
1 bulan tepat sebelum pasporku akan expired, saya mendapatkan pekerjaan baru, sebut saja reporter jalan jalan di Jakarta. Mungkin saja kan nantinya saya diutus ke luar negeri?
Saya makin panik.
Waktu itu saya masih berdomisili di Jambi dan minggu depannya akan pindah ke Jakarta.
Pengalaman sebelum belumnya membuat & memperbaharui paspor meninggalkan kesan tidak enak. Ribet, bosan, antrian panjang dan calo yang selalu menyerobot membuat saya keburu jiper. Kayaknya lebih enak pake calo ya?
Tapi lagi lagi saya kembali panik.
Calo saya terdahulu sudah tiada dan saya tak punya kontak lainnya. Untungnya bulan lalu papa sempat memperpanjang paspornya dibantu oleh koko ipar. Jadi saya pun menghubunginya dan minta bantuannya memperpanjang paspor.
Ia mengiyakan dan kami janjian ketemu di kantor imigrasi Jambi pada hari senin. Sebelumnya saya menyiapkan terlebih dahulu syarat perpanjangan paspor :
1. KTP
2. Kartu Keluarga
3. Akta Lahir
4. Paspor Lama
Semuanya difotokopi satu rangkap dalam ukuran kertas besar (A4). Untuk paspor jangan lupa difotokopi halaman depan dan belakangnya yah. Semua dokumen asli tersebut beserta fotokopiannya harus dibawa.
Saya telah diingatkan datang sepagi mungkin untuk mengambil nomor antrian karena sehari cuma tersedia 50 kuota. Saya bangun sebelum jam 6 pagi, makan pagi, membawa banyak buku bacaan lalu cabut ke lokasi. Setibanya disana tepat pukul 7 pagi dan sudah terlihat beberapa orang menyemuti meja satpam di luar. Oh rupanya di sana mendaftarnya!
Setelah dilihat, alamak! sudah no 14 dan saya kedapatan no 15. Apa boleh buat!
Satpam lalu mencatat nama saya, memberikan formulir yang harus diisi sembari mengecek kelengkapan berkas. Sekitar pukul 7.30 WIB nomor antrian dibagi dan kami dipersilahkan masuk.
Semua ruangan masih tampak kosong. Barulah hampir ketika pukul 8.00 tampak para pegawai mulai berdatangan. Aktivitas dimulai dengan dipanggilnya kami satu persatu berdasar nomor urut.
Sepertinya hari itu saya lagi beruntung, mungkin karena puasa tidak banyak orang yang mendaftar. Selain itu proses pengecekan berlangsung mulus dan hampir setengah nomor urut di atasku belum hadir sehingga saya akhirnya naik ke peringkat 9 untuk pengecekan berkas. Dari pos inilah dilihat betul apakah semua nama sama persis, tanggal lahir hingga alamat di KTP harus sesusai dengan form yang kita isi. Jika ada yang salah dan kurang maka harus diulang / ditambah. Untungnya (lagi-lagi) saya lewat begitu saja yah wong semua berkas asli, lengkap dan diisi dengan baik. Saya pun dihadiahi antrian ke 5 untuk foto. Tak berapa lama menunggu, tiba giliran saya dan dua orang lainnya yang difoto bergantian. Sebelnya, si mas mas mengharuskan semua rambut saya dibelakang kuping dan poni harus dinaikkan which is gak bisa karena poni saya pendek dan jatuh terus, jadi harus diulang terus (sehingga rambut saya jadi berantakan dan hasil foto saya jelek deh!)
Setelah foto, berikutnya masih ada lagi wawancara tentang perihal untuk apa membuat paspor, nama ortu dan lain sebagainya. Setelah sesi tanya jawab kepo tersebut selesai, seluruh dokumen asliku dikembalikan dan dia memberikan tanda terima perintah untuk membayar ke bank BNI dan menjanjikan 3 hari masa kerja untuk penyelesaiannya. Yeay!
Untuk biaya pembuatan paspor, berikut rinciannya :
Biaya paspor : Rp.300.000
Biaya jasa TI Biometrik (sidik jari) : Rp.55.000
Biaya admin bank BNI : Rp.5.000
Total :Rp.360.000
Hari kamis berikutnya pukul 2 siang, saya datang lagi untuk mengambil paspor. Tidak perlu lagi mengambil nomor antrian. Langsung datang dan tampak beberapa folder telah berjajar rapi di meja dan langsung bisa mengambil paspor baru kita. Berhubung di paspor lama saya ada visa Australia dan USA yang berharga, saya pengen dong menyimpan buku lama saya tersebut. Seperti diinstruksikan saya membawa materai 6.000 dan memberikannya ke petugas dan ia pun memberikan paspor lama saya. Yeay!
Paspor Baru dan Lama |
Kesimpulan :
Meski masih tampak ada aktivitas calo yang menyerobot antrian dan mendapat tempat khusus, namun kalau pelayanan kantor imigrasi bisa jujur dan profesional, kenapa pula harus menggunakan calo?
Salah satu yang paling saya ingat adalah abang satpamnya yang ramah (bahkan ingat nama saya!) dan sangat membantu dalam proses pengisian form, minjemin pena, bantuin ngoreksi form saya dan ditambah sifatnya yang humoris.
Beberapa petugas lainnya memang wajahnya masih kurang ramah namun kerjanya cukup cepat. Kantor imigrasi Jambi juga telah dilengkapi sistem yang bagus, mulai dari nge-print no antrian, pemanggilan dengan suara dan monitor, sehingga semua alurnya terlihat jelas. Kalaupun bingung, selalu ada satpam yang standby membantu.
Hanya dalam tempo waktu 3 jam saja, proses pembuatan paspor saya kelar. Buku yang saya bawapun tak sempat dibaca. Salut deh dengan pelayanan kantor imigrasi Jambi!
Tips & Trik membuat paspor sendiri
1. Datang sepagi mungkin untuk berebut nomor antrian. 6.30 WIB kalau bisa agar antrian yang pertama. Boleh kok diwakilkan orang lain untuk sekedar mengambil nomor, namun harus datang secepatnya juga yah.
2. Berpakaian rapi dan sopan. Tidak memakai sandal jepit, celana pendek dan kaos oblong. Rata rata orang menggunakan kemeja, celana panjang dan sepatu.
3. Selalu waspada jika nomor dipanggil. Terkadang petugas hanya memanggil max 2 kali, lebih dari itu langsung lanjut ke nomor berikutnya dan jika kelewat ng...harus sabar setelah itu!
4. Bawalah pena untuk mengisi form.
5. Bawa bacaan biar tidak bosan menunggu
6. Lengkapi berkas dengan baik. Pastikan mengisi dengan benar. Jika tidak tahu, bertanyalah. Jika salah, boleh di tipe-X tapi kalau banyak salah ulangi di form baru aja.
7. Bagi wanita bawalah penjepit rambut untuk poni karena sewaktu poto harus menampakkan keseluruhan dahi. Bagi yang berjilbab, gunakan model yang sesimpel mungkin.
8. Ucapkan terima kasih karena pelayanan mereka yang sudah sangat lebih baik dari sebelum belumnya
Ada yang punya pengalaman(menyenangkan) membuat paspor?