Pros & Cons tinggal di Hostel

Selasa, 02 Desember 2014

Salah satu dana lebih yang harus disiapkan dalam perjalanan ialah tempat tinggal. Kalau ada yang bisa dan mau ditebengin, tentu kita nggak repot. nah kalau nggak ada? Ya wes harus cari hotel/motel atau hostel.

Hostel lebih identik dengan kata murah dan lebih diminati kaum muda serta para backpacker apalagi yang dari luar negeri yah tentu kata hostel lebih jamak daripada kita di Indonesia.

Pertama kalinya saya tinggal di hostel ialah ketika berada di Brisbane dan Noosa, Australia dalam rangka pertukaran pemuda. Dua duanya kami tinggal di YHA(Youth Hostel Association) yang memang sudah pionir dibidangnya ini. Begitu sampai, semua sudah diurusin dan saya tinggal melenggang kangkung masuk ke kamar hostel. Oh ternyata begini hostel itu??

Kali kedua atas pertimbangan sendiri, saya memilih nginap di hostel ketika di San Fransisco (YHA lagi) dan New York City (Jazz Hostel).

Berbekal pengalaman inilah saya merasa cukup sudah mengenal tipe akomodasi yang digandrungi para backpacker ini.Berikut ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan dulu jika ingin menginap di hostel

Cons :
1. Anda Introvert?Pemalu?Sedang tak ingin diganggu? Jangan tinggal di hostel kalau gitu.
Hostel adalah akomodasi yang menawarkan fasilitas seperti hotel namun hakikatnya saling berbagi dan toleransi. Yah walaupun demikian, tentu pada prakteknya ada yang melenceng. Anda yakin mau berbagi satu ruangan dengan orang yang baru pertama kali dijumpai? Sewaktu saya tinggal di Jazz Hostel di New York, saya tiba dini hari ketika roomate saya sudah ngorok. Rasanya bersalah banget karena saya masih harus berbenah diri dan terpaksa menimbulkan suara yang bikin dia bolak balik di ranjang. Esok paginya saya masih tidur karena kecapaian, dia udah bangun dan siap siap mau ngejar pesawat untuk balik ke negaranya. Kali ini saya yang kena karma karena terpaksa juga harus kebangun, berkenalan dan basa basi sedikit hingga melepas kepergian "teman" sekamar. Esok harinya balik ke hostel, di dalam kamar saya kaget karena sudah ada orang baru lagi. Kenalan lagi, basa basi lagi dan begitu seterusnya hingga mau check out.

2. Tidak bisa bebas dalam kamar.
Saya ingat sampai harus menahan kentut dalam kamar karena tidak enak pada teman sekamar saya. Pilihan berikutnya yah harus keluar kamar baru melepas angin. Kalau anda tipe yang suka geli / jijikan berbagi udara, ranjang, space, jangan tinggal di hostel. Meskipun ranjang kita pisah, kebanyakan metode ranjang yang digunakan di hostel yah yang bertingkat. Mau saya di bawah atau di atas yah sama aja. Apapun yang kamu lakukan, pasti bikin ranjang yang dibawah/atas ikut ebrgoyang. Tapi paling nggak saya milih diatas biar muka saya pas ngorok tidak kelihatan hihihi Selama dikamar pun, saya tidak membuka musik dan tidak membuat HP dalam keadaan silent agar si teman tidak terganggu.

3. Masalahmu, masalahku juga.
Kembali ke cerita no 1 dimana "teman sekamar" saya sedang dalam keadaan terburu buru di pagi buta untuk ngejar pesawat, rupanya dia curhat bahwa pintu kamar kami ini "moody". Kadang bisa dibuka kadang nggak. Sialnya lebih banyak jatuhnya ke enggak. Jadinya ketika dia harus ke WC dan ternyata tak bisa membuka pintu, maka saya harus rela turun dari ranjang dan membukakannya. Begitu juga ketika dia membawa 2 bagasi besar dan kami berada di lantai 4. Sungguh saya nggak tega liat dia gerek gerek koper sendiri. Terpaksa lah saya jadi berbaik hati.

4. WC bersama
Berhubung saya bisa tidur dimana saja, tapi belum tentu bisa buang air dimana saja, maka WC adalah prioritas utama saya melebihi tempat tidur. Kalau sudah begini, saya biasanya akan ke toilet di waktu yang orang jarang ada untuk "nyetor" itupun kalau WC bersamanya dalam keadaan tidak memprihatinkan. Eww!

5. Makan pagi
Tidak usah banyak maunya deh kalau di hostel. Palingan yang dikasih cuma sereal atau roti. Itupun siapkan sendiri dan hey jangan lupa cuci piringnya sendiri yah.

6. Lebih berisik
Tentu saja, dengan intensitas banyaknya orang dalam ruangan yang terkonsentrasi, pastinya menimbulkan suara suara yang bisa kedengaran hingga ke beberapa kamar. Saya selalu ingat dulu ketika di Australia, saya dan rombongan Indonesia jika lagi masak, wuih berasa yang punya hostel karena isinya kami kami semua. Ada yang masak air, nanak nasi, rebus ind*mie, oles roti, bikin teh. Duh pokoknya peralatan masak sudah kami kuasai hingga bule bule yang ngeliat kami pun udah males mau nimbrung. Maaf yah.

7. Bawa utilities sendiri
Sorry yah ini hostel. No towel, no minibar, no water bottle, nothing!

8. Hati hati barang bawaan
Usahakan mencari hostel dengan melihat 1) brandnya 2) review customernya untuk melihat apakah mereka puas dan merasa nyaman. Biasanya hostel yang baik menyediakan satu lemari kecil semacam loker yang bisa di kunci. Nah disitulah kamu meletakkan barang berharga. Waspada bukan saja harus diterapkan dalam kamar, tetapi juga di dapur. Biasanya makanan yang kita titip bisa saja tak sengaja / sengaja terambil orang. Mau menuduh apa buktinya? wong udah diperut. Ya ikhlasin aja.

PS: untuk hostel, saya rekomendasikan paling banyak menginap dengan sesama jenis paling banyak 4 orang sekamar untuk kualitas tidur yang terjaga :)

Pros:
1. Terjangkau
Jika uang berbicara, maka seringkali dialah pemenangnya. Tidak peduli daftar cons yang saya jabarkan semakin panjang, jika duit emang adanya segitu gimana dong? Biarin aja harus tahan tahan bau kaki seseorang daripada tidur di emperan? Biasanya Hostel bisa lebih murah 50% dari hotel kelas melati manapun. Tapi beberapa hotel branded yang terkenal tidak selalu murah juga loh. Yang penting adalah selalu research untuk membandingkan harga serta fasilitas yang ditawarkan.

2. Strategis
Salahs satu keunggulan hostel adalah dia nyempil di pusat kota atau daerah tujuan wisata sehingga tinggal turun tangga, keluar bangunan, jalan kaki dikit samapi deh.

3. Simple
Mungkin karena gedungnya rata rata berukuran kecil, proses check-in cepat dan berada di pusat kota, hidup rasanya jadi lebih simple euy. Atau ini hanya perasaan saya semata?

4. Great way to meet people
Nah bagi yang lagi pengen nyari travel-mate atau jodoh silahkan berbaur di Hostel. Biasanya hostel punya acara tur2 gratis / berbayar yang bisa dijadikan ajang ketemu sesama penghuni hostel juga. Kalau nggak tinggal turun aja ke lobby atau kepoin resepsionis, atau bisa main tenis meja sambil nongkrong di restorannya malam malam. Di satu kesempatan, sewaktu tim Indonesia lagi nginep di Noosa - Australia, kami sempat "manggung" di YHA hostel. Tiba tiba saja ada keinginan buat latihan dan sekalian aja undang orang orang buat liat. Hasilnya mereka antusias dan terpesona banget. Viva Indonesia!

YHA Hostel selalu di hati

Kalau saya pribadi sih tentu jika uang tidak jadi masalah saya tetap akan memilih menginap di hotel. Namun tetap ada pengecualian seperti berikut ini
a. Bepergian seorang diri terus tidak berani tidur di kamar hotel sendiri heheh
b. Lagi ngirit
c. Lokasi hostel dekat dengan tujuan
d. Lagi pengen aja.
 e. Diajakin temen (kalau rame dan bisa bareng dalam satu kamar malah asik yah, bisa nggak tidur ngobrol terus!)
f. Gratis!


Kalau kamu apa pertimbanganmu untuk menginap di hostel?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets