Hidup di Luar Negeri

Rabu, 11 Maret 2015

Luar negeri..oh Luar Negeri.
Membayangkannya saja sudah menyenangkan apalagi bisa mengunjunginya.
Emang yah taman tetangga itu pasti kelihatannya lebih hijau. Seperti saya (kita) yang melihat luar negeri begitu eksotis. Begitupun bagi orang asing yang berfikir Bali begitu wah-nya padahal mungkin bagi orang lokal yang telah mendiami di sana merasa biasa biasa saja.

Tapi bagaimana jika suatu saat kita diberikan izin untuk menjelajahi taman tetangga tersebut? Bermukim di sana dan langsung merasakan rumput hijau di taman tersebut? Apakah luar negeri itu akan sama seperti bayangan kita sebelumnya ketika hanya mengintip dari lobang pagar?

Beruntung saya sudah diberikan kesempatan tinggal di 2 benua, 2 negara yang merupakan impian banyak orang. Yang pertama di Queensland, Australia (2 bulan) dan berikutnya Arizona, USA (10 bulan). Saya suka ditanya mana yang lebih enak diantara kedua negara tersebut? Rasanya sama saja terutama mungkin karena sama sama english-speaking country dan budaya masih tak jauh beda.


Lalu bagaimana kalau dibandingkan dengan Indonesia? Enak mana?
Jawabnya enak di Luar Negeri asalkan ....

Aman
Biasanya di negara maju tingkat kriminalitas lebih rendah serta minim gonjang ganjing politik sehingga masyarakat pun merasa aman dan nyaman. Paling tidak berdasar pengalaman saya tinggal di USA dan Australia, sekalipun jalan jalan sendiri di malam hari dan mengenakan pakaian sesuka hati, saya tak merasa takut. Cukup standby dengan Hp dan 911 akan sigap menolong dalam hitungan menit. Namun, yang namanya bahaya memang bisa mengintai dimana saja jadi tetap harus waspada.


Bisa Mandiri
Negara maju biasanya membiasakan masyarakatnya apa apa bisa sendiri . Soalnya biaya meng-hire karyawan untuk melayani customer itu mahal jendral. Selain itu, mereka cenderung bersikap jujur. Misal isi bensin, bayar sendiri masukin sendiri bensinnya. Beli barang di supermarket, bayar di kasir dalam barangnya ambil sendiri di luar. Makan di restoran cepat saji, habis makan juga buang sampah sendiri karena nggak kayak di Indonesia yang bakalan ada pelayan sigap bersihin meja. Bagi yang terbiasa manja atau dilayani, tentu lebih enak tinggal di Indonesia ada pembantu di rumah. Di Luar Negeri mana mungkin bisa kecuali tajirnya sekelas selebritis.  

Jelas statusnya
Luar Negeri memang jadi impian banyak orang. Pokoknya tinggal di sana adalah mutlak sehingga ada saja segelintir orang yang bersedia hidup di sana tanpa dokumen resmi atau menjadi ilegal. Saya ada menjumpai beberapa orang yang seperti ini, tetapi saya tak ingin men-judge mereka dari keputusan yang mereka ambil. Saya justru merasa kasihan dengan mereka karena kerap kali illegal immigrant ini hanya bisa kerja serabutan dan jika diperlakukan semena mena oleh bosnya tentu tidak bisa mengadu ke polisi. Oleh karena itu, jika ingin tinggal di luar negeri, haruslah punya status yang jelas agar tidak dihantui kecemasan. Kalau tidak yah enakan di Indonesia saja.

Berkecukupan
Luar Negeri itu mahal apalagi jika rupiah terus melorot. Kalau punya penghasilan atau dapat tunjangan dari pemerintah sana, tentu tidak masalah. Namun jika membiayai hidup dari kantong kita sendiri yang berasal dari Rupiah, wah harus pinter pinter berhemat dan punya alasan kuat kenapa ingin tinggal di Luar Negeri. Jika tidak, sebaiknya mempertimbangkan untuk tinggal di tanah air saja. Biar pas pasan, biaya hidup di Indonesia masih tergolong rendah. Sedangkan di luar negeri, ambil contoh di USA rata rata mahasiswa di sini harus sudah bekerja paruh waktu untuk memghidupi dirinya. Belum lagi sebagian besar mereka mengutang ke negara untuk bisa kuliah. Jadi meskipun udah tamat, mereka tetap harus nyicil utang tersebut sewaktu mereka kerja dan begitu seterusnya. Saya juga pernah baca buku tentang jurnalis yang pura pura menjadi orang miskin di USA dan kisahnya miris. Ternyata, USA sebagai salah satu negara terkaya di dunia tetap punya homeless, peminta minta gelandangan, dan orang miskin yang bekerja mati matian untuk mencukupi kebutuhannya. Pokoknya jauhlah dari glamornya Hollywood. Orang orang miskin ini bekerja serabutan seperti menjadi tukang bersih rumah, cleaning service, pelayan, di swalayan dan setiap harinya harus kerja lebih dari satu macam untuk menghidupi dirinya sendiri. Jika punya suami dan anak? wah kebayang dong repotnya. Belum lagi kalau mereka sakit, jika tak punya asuransi maka bisa bikin bangkrut dan jadi masuk ke jurang kemiskinan yang lebih dalam. Duh!


Tahan akan perubahan cuaca
Tidak seperti di Indonesia yang cuacanya hanya dua yakni panas atau panas sekali. Eh salah hujan dan panas ehehe. Di luar negeri beberapa tempat punya empat musim. Sebagai manusia berdarah panas, saya bisa tahan panas ketimbang tahan dingin. Jadi musim dingin is not my favorite things. Sekali dua kali saja berkenal dengan salju sudah cukup. 

Bisa Jauh dari keluarga
Bagi banyak orang ini adalah pertimbangan utama jika ingin hidup di luar. Percayalah skype dan whatsapp belum bisa menggantikan menatap keluarga langsung. Lagian perbedaan waktu akan membuat komunikasi lebih terkendala. Giliran mau curhat, keluarga di kampung lagi tidur pulas dan begitu sebaliknya. Gosip dan news dari rumah pun bisa telat nyampai ke telinga kita.

Open-minded
Berada di negara baru kita akan bertemu dengan orang orang baru yang tidak dibesarkan seperti kita. Perbedaan mulai dari budaya, cara hidup, bersosialisasi serta pandangan pandangannya akan mungkin sekali tidak sama. Bila ingin kerasan, berusalah menjadi orang yang open-minded. Anda tak harus mengubah pandangan anda untuk bisa bergaul dengan mereka. Pahami dan hormatilah. Seperti juga anda ingin mereka mengerti kenapa tinggal serumah dengan pacar bukan pilihan atau kenapa anda tidak makan bacon.


Bisa Bahasa Negara Tersebut
Bahasa penting sebagai alat komunikasi. Kalau nggak capek juga kan beli barang hanya bisa nunjuk nunjuk atau pake kalkulator? Sebisa mungkin pahami bahasa dasar negera tersebut. Dengan mencoba belajar, paling nggak si penjual bakal kasih disko khusus mungkin karena kita sudah mencoba menggunakan bahasa mereka. Yah sama halnya kita akan bangga kalau ada bule fasih bahasa indonesia. Ya nggak?

Mau Kerja Keras
Nggak ada ojek, cuci baju sendiri, kerja adalah sekelumit kisah para pendatang yang hidup di luar negeri yang jika ditekuni terus niscaya akan membawanya pada kesuksesan.

Siapa lagi yang udah ngerasaiin hidup di Luar Negeri? Tambahin dong!
PS : Di manapun tinggal, selalu ada yang enak maupun tidak. Selalu ada sesuatu yang dikorbankan untuk meraih sesuatu. Tidak ada tempat yang sempurna. Bijaklah memilih dan nikmati. Oleh karena itu ikutilah kata hatimu :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets