Belajar tenun di Sukarara Lombok

Rabu, 08 April 2015

Sukarara adalah nama sebuah sentra penjual kain tenun dan hasil kerajinan ukiran serta oleh oleh yang ada di Lombok. Terletak lima kilometer dari Praya, biasanya anda akan melewatinya jika menuju pantai Kuta di bagian selatan. Begitu sampai di halaman sukarara yang luas mirip lapangan, akan tampak beberapa bale bale (gazebo) dimana para wanita sedang memperagakan menenun kain songket.

Wanita ini rata rata telah belajar menenun sejak usia 8 atau 9 tahun.
"Iya biar bisa cepet kawin" begitu jawabnya ketika aku mengutarakan kekagumanku.
Maklum, budaya sasak dimana wanita diharuskan dapat menenun terlebih dahulu baru berumah tangga.
Dalam sehari, 8 jam mereka menghasilkan hanya sekitar 12 cm. Coba bayangkan bagaimana satu buah sarung / kain dibuat? butuh berbulan bulan tentunya.


Diajakin oleh mbaknya, aku pun mencoba. Pertama tama, harus duduk selonjor dulu lalu pasang tali alat tenun di pinggang. Motif kain tersebut kurang lebih sudah ada dihapal si mbak sehingga aku tinggal mengikuti intruksinya untuk memasukkan benang sesuai tempatnya. Setelah itu pukul kayu tersebut penanda satu baris telah terselesaikan. Fiuh!

Setelah selesai, si mbak menunjuk nunjuk sebuah kotak plastik dimana tertera selembar uang Rp.10.000. Aku pun paham dan merogoh kocek. Ilmu itu mahal teman :)
Tapi yang lebih mahal itu tentunya adalah kreatifitas mereka mengolah motif. Makin rumit, kompleks dan berwarna, kain tersebut memang akan lebih menarik perhatian namun juga berarti kerja keras yang lebih.

Belajar menenun
Harga tenun di sini sangat bervariasi mulai dari ratusan ribun hingga jutaan. Terbuat dari berbagai jenis dan bahkan ada yang sutra juga. Salah satu motif khas Lombok adalah Subhanale yang berarti Subhanalah. Motif yang cenderung berbentuk jajar genjang ini adalah dimaknai saking indahnya sehingga begitu melihatnya, orang orang akan memujinya seperti itu.

Namun untuk sekarang, motif modern seperti Rangrang yang kaya warna dan bentuk sedang naik daun. Biasanya pembuatannya juga lebih mudah dan terjual lebih cepat. Buktinya temen saya langsung bisa mengenali motif itu. Kalau saya justru paling saya suka motif tradisional yang bentuknya primitif seperti cicak, rumah adat lombok yang justru menarik ditenun di kain putih polos ini. Kayak kain kain dari zaman dahulu yah.

Motif tenun Lombok. Suka motif cicaknya!
Ohya mungkin ada yang penasaran kenapa gak pernah lihat penenun cowok?
Soalnya emang nggak ada karena dipercaya kalau cowok yang menenun bakal mandul.
Oooh mungkin karena kelamaan duduk nggak bagus buat anu kali #soktau

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets