Dikejar Penjual Barang / Jasa

Senin, 06 April 2015

Di tengah siang bolong di pantai Mawun - Lombok lewatlah sepasang bule dengan kelapa muda masih ditangannya.
Dia hendak pulang ketika melewati gubuk kayu penjual makanan dan minuman.
Dengan sopan ia melemparakn senyum ke seorang ibu penjual bersarung kain itu yang sedang duduk.
Tiba tiba si ibu memanggilnya.
"Hey sir, you said no but you go shopping there" teriak si ibu menunjuk ke gubuk saingan.
Sepasang bule itu berhenti dan mengeryitkan dahihanya. Argumentasi tak terelakkan.
"What?No. I didn't promise you anything" jawab si bule
Percakapan terus terjadi. Miskomunikasi mungkin penyebabnya namun solusi tak tampak ujungnya. Akhirnya sepasang bule itu memilih berlalu sebagai penyelesaian terbaik


Saya yang duduk di bale bale dekat si ibu penjual menyaksikannya dengan miris.
Miris dengan si bule karena pengalamannya ternoda. Miris dengan si ibu yang telah merusak kesan indah pengunjung dan kok segitunya yah "memaksa"?

Memang harus diakui, salah satu kekurangan dari pariwisata di Indonesia adalah banyaknya pedagang ilegal yang menawarkan barang dan jasa. Hm sebenarnya lebih terdengar memaksa. Alih alih bertujuan untuk menyediakan jasa / kebutuhan turis, keberadaan mereka terkadang justru mengusik para pengunjung. Saya mengerti jikalau mereka butuh uang namun saya benci jika diikuti kemana mana sambil mereka berusaha merayu dan memelas melas agar saya membeli / menggunakan jasanya. Maunya yah mereka buat aja gubuk kecil dan semua oleh oleh dijual di satu titik. Percaya deh tiap turis pasti juga mau beli gantungan kunci, makanan lokal, kaos, dll namun tidak dalam keadaan terpaksa. Kalau gini kan turis gak nyaman dan impasnya dia enggan datang lagi sehingga objek wisata tersebut pun bisa saja menjadi sepi.

Belajar dari pengalaman, ada beberapa tips yang saya lakukan jika mengeleng-gelengkan kepala dan berkata "Maaf" sudah tak ampuh untuk lepas dari kejaran :

1. Jangan pernah menyentuh barang yang dijual jika tidak ingin membeli.
Sekali memegang, mereka mengartikannya anda tertarik dan akan terus merayu.
2. Jangan bertanya jika tidak ingin membeli
Mungkin anda penasaran terbuat dari apakah kerajinan ini, lalu bagaimana cara pembuatannya. Namun hal ini malah membuat mereka berpikir anda tertarik membeli.
3. Jangan pernah memberi harapan
Kalau nggak mau yah bilang tidak dengan tegas. Jangan katakan nanti, tunggu orang tua atau semacamnya yang bikin mereka berulang kali akan kembali menanyakan.
4. Jangan memberi uang untuk membuat mereka menjauh.
Mungkin anda kasihan melihat sesosok anak kumal dengan rambut acak acakan. Anda tak berniat membeli jualannya namun hati anda iba. Lalu sejurus kemudian, anda menyerahkan uang receh ala kadarnya. Si anak pergi, anda lega. Namun hal berikutnya yang anda jumpai adalah makin banyak gerombolan anak kumal yang mendekat iri dengan teman senasibnya. Hayo mau gimana kalau sudah begini?
5. Pasang muka paling nyebelin dan tidak berkata kata. Kejam sih sebenarnya mencuekkan mereka tapi apa boleh buat.
6. Menjauh dari gerombolan mereka. Bisa masuk ke resto / minimarket.

Kini tanpa sengaja saya menemukan cara baru membungkam para penjual oleh oleh ini.
Masih ingat ibu ibu penjual di atas yang ngotot kepada si bule? Sebelumnya pun si ibu ibu ini juga telah berulang kali menawarkan barangnya yakni kain tenun khas lombok kepada saya namun selalu saya tolak.
"Kak, kainnya. Lima puluh ribu saja" rayu si ibu pantang menyerah.
Duh sejak kapan kita bersaudara?
"Saya juga bawa kain tenun dari Jambi bu. Bagus loh. Mau nggak? Lima puluh ribu aja deh buat ibu" jawab saja.
Dia kaget.
Aku tersenyum simpul.
Dia membuang muka.
Aku menang.
Si ibu memang tidak pergi menjauh namun tak sekalipun dia menawarkan lagi jualannya ke saya. Saya pun bebas bermain air hingga sore tanpa gangguan.

Penjual barang yang mengejar hingga ke parkiran mobil
Ada satu lagi nih..
Waktu itu sedang di Pantai Mandalika - Lombok, tidak ada seorang pengunjung pun namun tak membuat pantai ini bebas penjual. Baru saja saya tiba, seorang remaja dan anak kecil langsung menghampiri.
"Tante, gelang tante. Cuma lima ribu kok" sapanya mengekor.
"Nggak dek." jawab saya.
"Beli lah tante. Habis ini yah. Habis tante foto foto." rayunya si anak lagi
Lah kenapa dia pula yang ngatur ngatur sekarang??
"Kamu kok gak sekolah sih? Tante kasih buku saja mau?" tanya saya berhenti.
Dia pun diam melongos dan ngeloyor pergi.
Aku menang lagi.

---
Ada ide cerdas lainnya kawan?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wisata © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets